McDonald's, PepsiCo, Coca-Cola dan Starbucks Setop Operasi di Rusia

Mereka bergabung dengan perusahaan AS lain yang menghentikan penjualan produk-produk mereka yang paling terkenal di Rusia pada Selasa.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Perang antara Rusia dan Ukraina membuat brand ternama dunia seperti McDonald's, PepsiCo, Coca-Cola dan Starbucks menghentikan penjualan produk mereka yang paling terkenal di Rusia.

Mereka bergabung dengan perusahaan AS lain yang menghentikan penjualan produk-produk mereka yang paling terkenal di Rusia pada Selasa.

Pepsi dan McDonald's adalah pionir perusahaan yang bekerja dengan Uni Soviet dan negara Rusia pasca-Soviet beberapa dekade yang lalu dianggap meningkatkan hubungan internasional.

McDonald's mengatakan akan terus membayar gaji kepada 62.000 karyawannya di Rusia karena menutup 847 restoran. Lokasi pertama yang dibuka di Rusia, di Lapangan Pushkin Moskow tengah pada tahun 1990, merupakan simbol kapitalisme Amerika yang berkembang saat Uni Soviet jatuh.

"Saya senang mereka datang dan membuat keputusan yang tepat," Ujar Jeffrey Sonnenfeld, Seorang profesor di Yale School of Management yang melacak sikap perusahaan-perusahaan besar di Rusia, dikutip dari Reuters, Rabu, 9 Maret 2022.

Starbucks Corp juga menutup sementara ratusan toko mereka. PepsiCo Inc akan menangguhkan semua iklan di Rusia dan menghentikan penjualan merek minumannya sambil terus menjual kebutuhan pokok seperti susu dan makanan bayi. Saingan Coca-Cola Co (KO.N) mengatakan akan menangguhkan bisnisnya di sana.

Coca-Cola adalah minuman resmi Olimpiade 1980 di Moskow, meskipun Amerika Serikat memboikot acara tersebut sebagai protes atas invasi Soviet ke Afghanistan.

Sejumlah perusahaan barat pun telah menegur Rusia langkah tersebut digunakan untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi karena menyerang tetangganya yang telah memukul pasar komoditas dan energi global dengan keras dan membuat harga melonjak serta mengancam untuk menggagalkan pemulihan yang baru lahir dari pandemi COVID-19.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Media Massa China Tidak Liput Berita yang Tak Untungkan Rusia
Jubir Kemlu China, Hua Chunying, yang mendesak perdamaian di Ukraina telah meraih 19.100 likes atau tanda suka di media sosial WeChat
Rusia Vs Ukraina: Krisis Energi Eropa Bisa Jadi 'Peringatan besar'
Pouyanne mengatakan Eropa perlu membangun lebih banyak infrastruktur untuk mengimpor LNG tambahan jika menginginkan alternatif untuk gas Rusia.
Selandia Baru Bergegas Loloskan UU Baru Sanksi kepada Rusia
Selandia Baru segera sahkan UU baru yang akan memungkinkannya menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara