Mata Uang Turki Kembali Menguat Setelah Anjlok

Mata uang Turki, lira, rebound dari rekor terendah sekitar 18 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi lebih dari 13 terhadap dolar AS
Ilustrasi: Mata uang Turki, lira, terhadap dolar AS (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut Islam sebagai alasan pertahankan suku bunga rendah. Akibatnya mata uang Turki, lira, langsung drop ke rekor terendah. Namun, cepat kembali melonjak.

Mata uang Turki, lira, rebound dari rekor terendah sekitar 18 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi lebih dari 13 terhadap dolar AS pada pembukaan Selasa, 21 Desember 2021. Ini menandai comeback terbesarnya terhadap dolar dalam beberapa dekade. Fluktuasi mata uang negara ini terjadi setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meluncurkan sebuah rencana yang dia katakan akan menjamin simpanan mata uang lokal terhadap fluktuasi pasar.

Pada Senin, 20 Desember 2021, malam waktu setempat, Presiden Erdogan mengumumkan serangkaian paket tindakan yang bertujuan untuk melawan kerugian drastis mata uang lira dalam beberapa pekan terakhir. Erdogan mengatakan bahwa di masa depan para deposan akan dilindungi dari kerugian akibat fluktuasi nilai tukar.

Presiden Turki Recep Tayyip ErdoganPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berbicara setelah rapat kabinet, di Ankara, Turki, Senin, 11 Oktober 2021 (Foto: voaindonesia.com - Kepresidenan Turki via AP)

Analis mengatakan langkah itu secara praktis berarti kenaikan suku bunga implisit. Jika kerugian ternyata lebih besar dari bunga yang dijanjikan oleh bank pada masing-masing simpanan, Departemen Keuangan akan mengompensasi kerugian itu, kata Erdogan.

Akibatnya, penduduk setempat berbondong-bondong ke perdagangan intraday untuk menjual "sejumlah besar" mata uang dolar, kantor berita negara Anadolu melaporkan. Lewat internet banking saja ada sekitar 1 miliar dolar AS yang dijual ke pasar, ujar kepala Asosiasi Bank Turki, Alpaslan Cakar, kepada media setempat Haberturk, 20 Desember 2021, malam.

Lira Turki pun anjlok lebih jauh pada hari Senin sebelum pulih sedikit menyusul pidato Presiden Erdogan di televisi pemerintah yang mengutip Islam sebagai alasan untuk tidak menaikkan suku bunga meskipun mata uang terdepresiasi dengan cepat dan inflasi yang merajalela.

Erdogan telah berulang kali meminta bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman meskipun tingkat inflasi tahunan lebih dari 20%. Ekonom arus utama percaya bahwa eksperimen Erdogan terhadap mata uang dapat mengakibatkan inflasi konsumen mencapai 30% atau lebih tinggi di bulan-bulan mendatang.

Namun, di sebuah televisi pemerintah Erdogan bersikeras bahwa Islam menjadi pemandu keputusannya dalam memerintahkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga rendah. Dia juga menjanjikan bantuan kepada eksportir dan meningkatkan kontribusi pemerintah untuk dana pensiun.

"Sebagai seorang muslim, saya akan terus melakukan apa yang diperintahkan agama kami. Ini adalah perintahnya," kata Erdogan.

Demonstran LGBT IstambulDemonstran melambaikan bendera pelangi saat berpawai untuk membela hak-hak LGBT, yang dilarang oleh pihak berwenang setempat di Istanbul, Turki, 26 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

1. Seberapa jauh masalah mata uang lira?

Pada satu titik dalam perdagangan di hari Senin, lira turun lebih dari 11% terhadap dolar menjadi sekitar 18,40, ini penurunan terendah sepanjang masa. Banyak orang di Turki berjuang untuk sekadar membeli barang kebutuhan pokok.

Sejak awal November, lira telah turun 45%. Perdagangan dihentikan sebentar pada hari Senin di bursa saham utama negara itu di Istanbul untuk sesi perdagangan kedua berturut-turut karena permasalahan lira menyebar ke seluruh sektor perekonomian.

Diplomat asing di Turki berspekulasi bahwa Erdogan berpikir pertumbuhan ekonomi akan memungkinkan dia untuk bisa menang dalam pemilihan berikutnya yang akan berlangsung pada pertengahan 2023. Bila ia menang, masa jabatannya di pucuk pimpinan Republik Turki akan diperpanjang hingga dekade ketiga.

warga menghadiriWarga menghadiri acara Hari Hak Perempuan di distrik Alanya, di Turki selatan, 5 Desember 2018. (Foto: dailysabah.com/DHA)

2. Seperti apa ekonomi yang dijalankan Erodgan?

Erdogan percaya mata uang yang lebih murah akan mendorong ekspor. Namun ketika inflasi meningkat, ekonom arus utama menyarankan agar pemerintahannya menaikkan suku bunga untuk mengimbangi tekanan inflasi pada ekonomi. Erdogan pun kembali berjanji untuk mengendalikan inflasi dan membuatnya di bawah 4%, tapi janji ini berulang kali ia langgar.

Perbankan Islam didasarkan pada konsep bahwa membebankan bunga pinjaman atau uang pinjaman adalah riba. Ini bukan pertama kalinya Erdogan menyebut Islam sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan kebijakan moneternya.

Bulan lalu, Erdogan mendeklarasikan "perang ekonomi kemerdekaan." Dia mengatakan tujuan langkah ini adalah untuk menghilangkan ketergantungan Turki pada investasi asing langsung dan berbagai biaya impor energi seperti minyak dan gas alam yang diperlukan untuk mendorong ekonomi yang sedang berkembang [ae/vlz (dpa, AFP, AP, Reuters)]/dw.com/id. []

Mengenal Lira, Mata Uang Turki dan Sejarahnya

Benarkah Erdogan dan Turki Lebih Hebat dari Jokowi dan Indonesia?

Orhan Pamuk, Penulis Tersukses Turki yang Penuh Kontroversi

Yunani Tuduh Turki Dorong Imigran ke Perairannya

Berita terkait
Turki Tangkap Pengusaha Terkait Pembunuhan Presiden Haiti
Pihak berwenang Turki menangkap pengusaha Samir Handal, tersangka yang dinilai "berkaitan erat" dalam pembunuhan presiden Haiti
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia