Jakarta - Maskapai berbiaya murah AirAsia membantah menerima suap dari pabrikan pesawat asal Amerika Serikat (AS), Airbus senilai 50 juta dolar AS atau setara Rp 687,5 miliar terkait pemesanan 180 unit pesawat. Tuduhan suap itu mencuat setelah Airbus membayar denda senilai 4 miliar dolar AS dengan Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Pembayaran denda itu dilakukan setelah jaksa menyebutkan bahwa Airbuas telah menyuap pejabat publik dan menyembunyikan pembayaran.
Badan Anti Korupsi Malaysia mulai melakukan penyelidikan dugaan suap seperti yang dituduhkan lembaga anti korupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO). Hal ini mempengaruhi kinerja saham perseroan pada perdagangan Senin, 3 November 2020 di Bursa Kuala Lumpur. AirAsia menyatakan akan sepenuhnya bekerja sama dengan Badan Anti Korupsi Malaysia yang menggandeng SFO.
"Di bawah Undang-Undang Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) kami diberdayakan, dan memiliki yurisdiksi, untuk menyelidiki segala tindakan korupsi yang dilakukan oleh warga negara Malaysia atau penduduk tetap di tempat mana pun di luar Malaysia," kata Kepala Komisaris MACC Latheefa Koya dalam sebuah pernyataan .
Dalam pernyataannya seperti diberitakan dari BBC News, Senin,3 Februari 2020, AirAsia menyatakan bahwa semua transaksi yang mengarah pada pembelian pesawat dilakukan secara langsung dengan Airbus berdasarkan kesepakatan dan tanpa keterlibatan pihak ketiga atau perantara.
Investigasi datang pada saat maskapai ini menghadapi masalah yang buruk. AirAsia tengah bergelut dengan penurunan aktivitas penerbangan karena imbas kekhawatiran penyebaran virus corona baru. Maskapai yang didirikan oleh Tony Fernandes ini telah mengumumkan penundaan penerbangan Filipina menuju China.
Pada perdagangan saham Senin, saham AirAsia terkoreksi 11 persen ke level 1,27 ringgit Malaysia. Harga saham ini merupakan level terendah sejak Mei 2016. Sementara grup lainnya, AirAsiaX turun 12 persen hingga mencapai titik terendah sepanjang masa.[]
Baca Juga:
- AirAsia dan Malindo Batal Terbang ke Wuhan, China
- AirAsia Menghilang di Kanal Agen Perjalanan Daring, Ada Apa Ya?