Gowa - Masjid megah di tengah hutan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan awalnya dibangun untuk pribadi. Pemiliknya adalah H. Busli Saraka, pengusaha kawakan bidang eksportir kopi berasal dari Sengkang Kabupaten Soppeng, Sul-Sel.
Itulah kenapa disekitar masjid yang belum diberi nama ini tak ada pemukiman umum warga. Hanya ada perumahan pekerja kebun kopi milik Puang, sapaan akrab Busli Saraka. Tidak jauh dari masjid, ada rumah panggung megah milik Puang.
"Dibangun untuk pekerja-pekerja kebun milik Puang. Ada juga rumahnya Puang di situ seperti Balla Lompoa, (Rumah besar)," kata Camat Bontolempangan, Muslimin, Senin, 25 November 2019.
Masjid itu terletak di kaki Gunung Lompo Battang. Tepatnya di Kampung Langkoa Desa Bontoloe Kecamatan Bontolempangang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di Bontoloe, Puang memiliki lahan kebun kopi sekitar 30 hektare, 1 hektare diperuntuhkan untuk bangunan rumah pribadi, perumahan warga dan masjid mengah sembilan kubah milik Puang.
Dibangun untuk pekerja-pekerja kebun milik Puang.
Dulunya, lahan milik Puang adalah hutan belantara yang dibeli dari warga setempat. Puang juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk menggarap kebun kopi miliknya.
Sebagai juragan kopi, Puang memiliki banyak usaha lain, seperti di Jakarta, Timika dan Papua. Sementara rumah megah yang terletak di Bontoloe hanya dijadikan tempat persinggahan.
"Beliau itu pulang balik Jakarta dan Timika. Jadi kalau dari Jakarta menuju Timika biasanya singgah di Makassar. Rumahnya di sini hanya dijadikan tempat persinggahan saja. Puang biasa salat di masjid megah itu kalau ada di sini," ungkap Muslimin.
Di lokasi kebun kopi milik Puang, para pekerja diharap untuk menjalankan ibadah salat lima waktu. "Itu masjid dipake salat lima waktu pekerja kebun kopi," jelas Muslimin. []
Baca juga:
- Cerita di Balik Masjid Megah di Tengah Hutan Gowa
- Masjid Megah di Hutan Gowa Milik Juragan Kopi
- Viral, Masjid Megah Tengah Hutan di Sul-Sel
