Masih Dibayangi Pandemi, Inilah Peluang Investasi di Akhir Tahun

Pada tahun 2022 aktivitas ekonomi diperkirakan akan lebih baik seiring dengan membaiknya kondisi pandemi,
Ilustrasi pertumbuhan investasi (Foto:Tagar/Pexels)

Jakarta - Dunia masih dibayang-bayangi ketidakpastian akibat virus Corona yang menyebar sejak tahun lalu. Perekonomian juga diprediksi belum sepenuhnya pulih.

Dikutip dari Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja menuturkan investasi menjelang tutup tahun ini akan dipengaruhi oleh sederet kondisi global dan dalam negeri. Dari luar negeri, pasar akan dipengaruhi oleh Fed tapering atau pengurangan stimulus dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang diprediksi akan berlangsung di kuartal IV ini.

Dia meramal, kenaikan suku bunga acuan AS alias Fed Rate akan maju lebih cepat dan terjadi di tahun 2022, menjadi 0,50%.

"Perubahan juga terjadi pada target inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, yang disebabkan oleh disrupsi rantai pasokan global yang lebih persisten dari perkiraan," ujar Freddy dalam keterangan resminya.

The Fed merevisi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 5,9% di 2021 sebagai dampak dari peningkatan kasus Covid-19 varian Delta di Amerika Serikat (AS) pada kuartal III-2021. 

Meski demikian, pada tahun 2022 aktivitas ekonomi diperkirakan akan lebih baik seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, yang ditunjukkan oleh proyeksi produk domestik bruto (PDB) AS di 2022 yang meningkat menjadi 3,8% dari semula 3,3%.

Di kawasan Asia, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mengalami normalisasi di semester II-2021, seiring meredanya efek low base awal pandemi di tahun 2020. Sektor eksternal, yaitu ekspor, masih menjadi penopang, didukung oleh pemulihan global, terutama untuk permintaan barang elektronik seperti chip komputer.

"Setelah di paruh pertama sempat melonjak tinggi sejalan dengan naiknya pertumbuhan ekonomi, valuasi pasar saham Asia saat ini telah kembali turun berada di kisaran rata-rata lima tahun. Ini level yang atraktif bagi investor," ujarnya

Apalagi, lanjutnya, bank sentral di kawasan ASEAN diperkirakan belum akan melakukan pengetatan kebijakan lantaran inflasi yang masih rendah dan terkendali bisa membawa sentimen positif bagi pasar saham.


Obligasi dan Saham masih gurih

Sementara itu, penurunan angka kasus positif Covid-19 di dalam negeri serta vaksinasi yang semakin masif membuat pelonggaran aktivitas masyarakat dapat dilakukan. Kondisi itu dinilai berpotensi mendorong pemulihan ekonomi.

"Stabilitas makro ekonomi, terutama eksternal, yang terus diperkuat dapat memberikan dukungan yang baik untuk mengantisipasi Fed tapering dan menghadapi dinamika global yang walaupun berada dalam masa pemulihan, tapi belum sepenuhnya stabil," tutur Freddy.

Cadangan devisa yang meningkat, inflasi yang terkendali, dan pertumbuhan neraca perdagangan yang masih baik, diprediksi dapat menjaga volatilitas rupiah jelang Fed tapering. Adapun beberapa indikator utama, yakni indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, penjualan properti, dan sektor manufaktur diyakini meningkat dalam beberapa bulan mendatang, menyusul pelonggaran aktivitas di kuartal IV-2021.

Di tengah kondisi tersebut, pasar obligasi diperkirakan akan lebih kuat dalam menghadapi perubahan sentimen global. Pasar obligasi Indonesia, dengan selisih imbal hasil terhadap obligasi AS, US Treasury yang masih lebar, mencatat kinerja yang lebih baik dalam menghadapi rencana Fed tapering.

Catatan Freddy, sepanjang tahun berjalan sampai akhir September, indeks pasar obligasi Indonesia menguat 3,9%.

"Inflasi yang terkendali, pengelolaan fiskal yang baik, dan tingginya likuiditas domestik membantu penguatan pasar obligasi Indonesia yang diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun," ujarnya.

Untuk pasar saham, keyakinan para pelaku pasar terhadap pemulihan aktivitas domestik mulai terlihat pada pergerakan pasar saham domestik. Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat menguat 5,1% sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal III-2021.

Pemulihan sentimen yang ditopang oleh katalis positif, seperti meningkatnya vaksinasi, kenaikan harga komoditas, stabilitas rupiah, dan perbaikan earnings perusahaan, diperkirakan dapat mendorong pergerakan pasar saham Indonesia ke depannya.

"Dengan demikian, investor dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk atau menambah porsi kepemilikannya di reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham," tuturnya. []

(Raffly Azmi)


Baca Juga:


Berita terkait
4 Investasi Online yang Aman dan Terpercaya
Dengan berinvestasi, juga kita dapat belajar untuk mengatur strategi dan mengelola uang secara baik dan benar.
Sebelum Berinvestasi Saham, Simak Apa Itu Lembar Saham?
Misalnya, kamu dan dua orang teman kamu ingin membuat sebuah usaha patungan dalam bentuk perseroan terbatas (PT).
Cara Mudah Menghitung Dividen Investasi Saham
Dividen saham adalah salah satu hal yang diharapkan oleh investor di pasar modal. Dividen adalah hal yang diinginkan oleh para investor.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi