Marzuki Alie Ungkap Masa Lalu SBY dan Megawati Soekarnoputri

Kalau saya jadi Menkopolhukam dan Presiden nyapres kembali, saya tidak akan ikut nyapres. Masa lalu SBY dan Megawati diungkap Marzuki Alie.
Susolo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri berjabat tangan di pemakaman Ani Yudhoyono. (Foto: Tagar/Media Indonesia/Pius Erlangga)

Judul Asli: Etika Politik

Kepada yang terhormat Dr. H. Marzuki Alie, SE., M.M. Saya kaget sekali mendengar ucapan Pak Marzuki Alie dalam wawancara dengan Mas Akbar Faizal dalam tayangan Kompas TV tanggal 16 Februari 2021 berjudul Kepada Marzuki Alie, SBY Sebut Megawati Akan Kecolongan 2 Kali di Pilpres 2004.

Butuh keberanian ekstra untuk menyampaikan hal sesensitif itu kepada publik luas. Saya percaya sepenuhnya ucapan Pak Marzuki Alie. Gestur dan ekspresi wajah Pak Marzuki Ali adalah gambaran perilaku orang yang jujur. Terima kasih Pak Marzuki Alie.

Saya tertarik dengan istilah "Bu Mega akan kecolongan dua kali". Kecolongan maknanya adalah terjadinya sesuatu tanpa disadari oleh seseorang, karena memang modusnya sembunyi-sembunyi atau laku dhedhemitan (berperilaku seperti hantu). Kecolongan dari kata nyolong yang maknanya sugguh buruk dan hina. Yaitu, perbuatan merampas hak milik orang lain. Dalam konsteks apa pun istilah nyolong adalah hina dan pengecut.

Nyolong lebih hina dari merampok. Karena, nyolong itu modusnya sembunyi-sembunyi, pengecut, menunggu yang punya harta benda terlena, bisa karena sudah tidur atau sedang bepergian. Sedang merampok tidak perlu menunggu yang punya harta benda terlena, langsung datang ke rumahnya, gedor pintu, rampas harta bendanya, kalau perlu yang punya rumah dibantai habis karena menghalangi jalan dan sekalian membuang jejak.

Kalau saya jadi Menkopolhukam, dan Presiden nyapres kembali, maka saya tidak akan ikut nyapres.

Becik ketitik ala ketara. Peribahasa dalam bahasa Jawa yang artinya sebuah kebohongan yang disembunyikan dengan sangat rapi bertahun-tahun lamanya atau bahkan dicitrakan secara politik terus menurus seolah kebohongan itu tidak ada, bahkan dirinya yang justru terzalimi, sooner or later, kebohongan akan terbuka lebar.

Sapa nandur bakal ngundhuh, yang artinya siapa yang berbuat, dia pasti akan kena karmanya. Pasti, hanya masalah waktu. Saya percaya itu.

Kabeh wis digaris pepesthen, mung sak dremo nglakoni yang artinya kehidupan manusia di dunia ini sudah ada yang mengatur, yaitu Tuhan Yang Maha Perkasa, manusia sekadar menjalankan perannya.

Pencitraan politik yang selama ini dilakukan selalu memposisikan Ibu Megawati Soekarnoputri pada posisi yang salah. Bahkan hingga menjelang pilpres dan pileg 2019, Bu Mega dianggap menghalangi terjadinya koalisi suatu partai politik. Apa salahnya Bu Mega?

Yang jelas, apa yang terjadi di tahun 2004, Bu Mega punya hak untuk bersikap. Saya dukung Bu Mega dengan sikapnya selama ini. Tidak pantas memojokkan Bu Mega dengan narasai-narasi politik jahat.

Jalma tan kena kiniro. Sebagai manusia, Bu Mega punya hak untuk diperlakukan wajar, manusiawi dan adil. Selama ini Bu Mega hanya diam, tidak komentar macam-macam. Saya kira sikap Bu Mega sungguh elegan. Jangan menyalah-nyalahkan Bu Mega terus, semua ada batasnya. Jangan berlebihan.

Kalau saya jadi Menkopolhukam, dan Presiden nyapres kembali, maka saya tidak akan ikut nyapres. Menjadi Menkopolhukam selain kehormatan juga bentuk kepercayaan Presiden kepada saya. Ikut nyapres bersaing dengan Presiden, ibaratnya menyalip di tikungan. Pantaskah Presiden saya khianati? Ini bukan sekadar masalah hak politik, atau benar dan salah, namun lebih pada etika dalam berpolitik.

Barang siapa berkhianat pada seseorang, suatu hari dia pasti akan dikhianati. Saya percaya itu. Sungguh menyakitkan.

Pak Marzuki Alie, Anda telah memberikan pelajaran sungguh berharga bagi kita semua. Terima kasih. 

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Berita terkait
Ramai Gunjingan Netizen Soal Bayar 9 Miliar untuk Museum SBY
Galeri Seni dan Museum SBY-ANI di Kabupaten Pacitan kini menjadi gunjingan warganet dengan hastag Bayar 9 Miliar.
Akhirnya AHY Akui Jokowi Tak Ikut Gerakan Kudeta Demokrat
AHY sebut gerakan mendorong Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat tidak terkait dengan Presiden Joko Widodo.
SBY: Kritik Laksana Obat, Sanjungan Laksana Gula
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut mengomentari soal kritik yang belakangan ramai dibahas publik.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.