Pematangsiantar - Kata-kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin Siregar memantik tepuk tangan riuh ribuan mahasiswa di aula Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada Jumat, 13 Maret 2020.
"Jangan menyerah dengan keadaan, jangan tertunduk oleh kemiskinan. Kalau kalian tau, saya jenderal dari desa tertinggal, tiada listrik, dan miskin tapi saya tidak pernah menyerah," katanya.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam dialog publik bertema partisipasi masyarakat dalam menjaga dan menjamin pembangunan berkelanjutan di Sumatera Utara pada Jumat, 13 Maret 2020.
Mantan Asops Kapolri itu menceritakan masa kecilnya yang hidup di bawah garis kemiskinan dan keterbatasan.
Jenderal bintang dua itu lahir di Lobu Sonak, Lumban Sormin, Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, pada 30 Mei 1963 silam.
Tak ingin menyerah dengan keadaan, Martuani kemudian merantau ke Jawa Tengah pada 1979 untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri I Patih dan dia menamatkan SMA pada 1982.
Jika ada yang mencoba mengganggu ketertiban di Sumut lapor ke saya, termasuk anggota saya
"Waktu SMA, saya mau dikeluarkan, karena nilai saya banyak merahnya. Hanya satu yang dapat nilai 6, hanya nilai agama. Tapi saat tamat, saya menjadi lulusan dengan predikat terbaik. Artinya kalau serius kita pasti bisa, jangan pernah berhenti berusaha," kata Martuani.
Martuani pun mengajak mahasiswa agar tidak hanya berdiam diri. Sebagai kaum intelektual dia berharap mahasiswa turut berperan dan tanggap atas fenomena sosial di masyarakat.
"Mahasiswa itu jangan kayak tinggal di menara gading. Mahasiswa jangan diam saja saat ada hal mencemaskan terjadi di masyarakat. Saya minta sebagai masyarakat ilmiah, fenomena sosial di masyarakat tidak luput dari pandangan mahasiswa," ungkapnya.
Martuani sempat populer saat tragedi bom Sarinah, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016 silam. Saat itu dia menjadi perbincangan karena aksi nekatnya saat terlibat baku tembak dengan teroris tanpa menggunakan rompi.
Saat itu dirinya bersama satu perwira lain yang ada di lokasi adalah Ajun Komisaris Besar Polisi Untung Sangaji. Dalam tragedi itu sebanyak tujuh orang tewas. Empat diantaranya adalah pelaku, dan tiga korban lainnya warga sipil.
"Sebagai Kapolda yang menjaga 16 juta warga Sumut, saya minta bantu kita semua menciptakan kenyamanan dan ketertiban di Sumut. Jika ada yang mencoba mengganggu ketertiban di Sumut lapor ke saya, termasuk anggota saya, maka dia akan berhadapan dengan ujung pedang saya," ungkap Martuani. []