Mangkrak, Bak Kolam Renang, Polisi Sedot Air di RS Batua Makassar

Proyek rumah sakit mangkrak di Makassar bak kolam renang. Ini yang dilakukan polisi
Petugas saat menyedot air dengan mesin di RS Batua Makassar. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Rumah Sakit Batua Kota Makassar, terus digenjot. Polisi meninjau proyek yang telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 25,5 miliar tersebut dan menyedot air karena proyek digenangi air layaknya kolam ikan.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel, Kombes Pol Widony Febri mengatakan, Rumah Sakit (RS) Batua Makassar, sudah seperti layaknya kolam ikan atau kolam renang.

Kami menyedot airnya ini, karena kayak kolam ikan. Dan banyak ikan kami dapati. Padahal proyek rumah sakit, tapi digenangi air.

Proyek miliaran ini digenangi air hingga kedalaman mencapai dua meter.

"Kami menyedot airnya ini, karena kayak kolam ikan. Dan banyak ikan kami dapati. Padahal proyek rumah sakit, tapi digenangi air," kata Widony saat dikonfirmasi Tagar, Senin 18 Januari 2021.

Kendati demikian, Widony menegaskan, jika kunjungannya di RS Batua merupakan bagian dari proses penyidikan yang telah dilakukan oleh Polda Sulsel.

Penyidik akan memaksimalkan dan menggenjot dugaan korupsi pembangunan rumah sakit ini.

"Saya kesini melihat lokasi ini dulu, karena selama inikan saya belum pernah kesini, cuma berita dan foto. Kemudian saya lihat sendiri, dan memang kayaknya banyak kekurangan disini (rumah sakit)," jelasnya.

Widony mengaku, pembangunan proyek ini terdapat kejanggalan pada konstruksinya. Widony menemukan, banyak tidak sesuai dengan spek. Seperti basement, tangga hingga tiang penyangga bangunan rumah sakit bengkok.

Sehingga, kesimpulan awal Widony bahwa ada penyimpangan dalam proyek yang telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 25,5 miliar itu.

"Jadi, saya melihat kondisi ini, ternyata memang banyak kekurangannya. Terkait dengan kontruksinya, baik dinding lantai basemen ada getaran dan terlalu tipis, tiang penyangga banyak yang bengkok dan tangga juga tidak sesuai, kalau kita naik, kepala kita kena. Kalau saya melihat ini, memang banyak penyimpangan," beber dia.

Dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pembangunan rumah sakit ini, Polda Sulsel terlebih dahulu menunggu hasil audit dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI.

Selain dari itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPI) RI mengaku siap memberikan bantuan atau membackup Polda Sulsel untuk menuntaskan penyidikan kasus ini.

"Tapi ini tinggal hasil audit dari BPK-RI. nanti, tanggal 21 mereka kesini dengan KPK. Kawan-kawan BPK dan KPK RI kesini untuk melihat titik mana yang menjadi kekuarangan terkait penyimpangan di PKM ini," tegasnya.

Diketahui, Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel, telah melakukan pemeriksaan beberapa saksi termasuk rekanan dari PT Sultana Nugraha, untuk mendalami kasus renovasi puskesmas menjadi rumah sakit tipe C  yang berada di Jalan Abdullah Dg Sirua, Kota Makassar, Sulsel itu. []

Berita terkait
Enam Pria Bertopeng Pemanah Mata Remaja Makassar Ditangkap
Pelaku pembusur remaja di Makassar yang mengenai matanya ditangkap polisi
Kosmetik Ilegal di Makassar Beromzet Miliaran Rupiah
Kosmetik ilegal yang berhasil disita oleh Tipidter Polrestabes Makassar, ternyata beromzet hingga miliaran rupiah.
Sadis, Mata Remaja di Makassar Dipanah Pria Bertopeng
Dua anak remaja berinisial AS, 17 tahun dan AD, 18 tahun, menjadi korban keganasan dari sekelompok pria bertopeng di Makassar
0
Mentan SYL Dorong Petani Beradaptasi dengan Tantangan Alam
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan pertanian menghadapi tantangan besar dengan perubahan iklim saat ini.