Mal Tutup Imbas Covid-19, Ini Potret Cash Flow-nya

Handaka Santoso, nama besar dalam industri ritel dan pusat perbelanjaan di Tanah Air cukup prihatin dengan banyaknya mal yang tutup imbas corona.
Penjaga toko menutup pintu tokonya di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020.(Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Jakarta - Handaka Santoso, nama besar dalam industri ritel dan pusat perbelanjaan di Tanah Air cukup prihatin dengan banyaknya mal yang tutup akibat pandemi virus corona atau Covid-19 yang terjadi saat ini. Pengusaha yang terkenal piawai dalam melahirkan brand kenamaan itu mengungkapkan fakta-fakta mencengangkan terkait dampak Covid-19.

“Penurunan penjualan sudah mulai terjadi sejak awal Maret 2020 yang drop sampai 90 persen,” kata Handaka Santoso yang juga Ketua Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) kepada Tagar, Selasa, 28 April 2020.

Padahal, menurut dia pelaku usaha tetap harus menanggung biaya operasional yang cenderung tidak mengalami penurunan sama sekali. Keadaan tersebut jelas bertolak belakang dengan sisi pemasukan yang hanya menyisakan persentase 10 persen dari kondisi normal. 

Dalam pemaparannya, Handaka mengasumsikan seorang pelaku usaha memiliki rerata omset sebesar Rp 5 miliar setiap bulan. Dari jumlah tersebut diperoleh margin sebesar 25 persen atau senilai Rp 1,25 miliar, yang peruntukannya juga digunakan untuk menutupi biaya operasional.

“Misal dari Rp 1,25 miliar tersebut Rp 300 jutanya dipakai untuk gaji pegawai atau sekitar 6 persen dari omset. Kemudian service charge, listrik, air, telepon dan lain-lain kira-kira 2 persen atau Rp 100 juta. Baru sisanya untuk keuntungan perusahaan,” ucapnya.

Baca juga: Curhat Pengusaha Mal Minta Cash In Bukan Relaksasi

Namun, dengan hantaman pandemi saat ini pelaku usaha hanya bisa menghasilkan omset 10 persen dari keadaan normal. Artinya, tinggal Rp 500 juta pendapatan yang diperoleh. Maka, dengan beban gaji pegawai 6 persen dari omset, alokasi belanja pegawai hanya sebesar Rp 30 juta.

Sehingga, untuk membayar upah para pekerja, pengusaha ritel sudah sangat terbebani akibat anjloknya omset perusahaan. Inilah yang menurut Handaka menjadi penyebab banyaknya pelaku usaha yang melakukan penyesuaian dan perampingan di tubuh perusahaan.

“Banyak [pengusaha] yang megap-megap sekarang,” ujarnya.

Untuk itu, pengusaha yang sukses tangan dinginnya dalam menghadirkan instant entertainment sekaligus ladang cuan yang menguntungkan salah satu pusat perbelanjaan strategis di kawasan Senayan tersebut berharap pemerintah dapat turun tangan guna ikut mengurai dilema bisnis yang terjadi pada sektor ritel. 

Salah satu yang diusulkannya adalah pemberian bantuan cash in berupa pinjaman lunak guna mempertahankan kegiatan usaha. “Kalau yang ada sekarang ini hanya berupa restructuring atau restrukturisasi tetap tak terpecahkan masalahnya,” kata dia.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) baru saja merilis informasi bahwa setidaknya 197 mal di Tanah Air yang terpaksa menghentikan kegiatan operasional sebagai dampak pandemic Covid-19. Dari jumlah tersebut, 78 diantaranya berada di wilayah Jakarta imbas penerapan PSBB. []

Berita terkait
Dua Mal Besar Tangerang Tutup Imbas Corona
Wabah pandemi virus Corona berpengaruh besar pada jam operasional dua mal besar di kawasan Tangerang.
Cegah Covid-19 Meluas, 8 Mal Jakarta Tutup Sementara
Mal dan pusat perbelanjaan besar di ibu kota menutup operasional sementara, seiring dengan penetapan status tanggap darurat bencana Covid-19.
Akhirnya, Jokowi Tambah Relaksasi Pajak ke 11 Sektor
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suryo Utomo mengatakan pemerintah memutuskan menambah 11 sektor penerima relaksasi pajak.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.