Jakarta - Satgas Covid-19 Sulawesi Selatan (Sulsel) menyampaikan Kota Makassar telah keluar dari zona oranye menjadi zona kuning, Dengan demikian, Makassar telah masuk kategori wilayah risiko rendah terhadap penyebaran Covid-19.
Salah satu tim Satgas Covid-19 Sulsel Husny Thamrin mengatakan, terjadi penurunan angka kasus dan peningkatan angka kesembuhan di Makassar. Saat ini wilayah zona oranye Sulsel tersisa Kabupaten Luwu Timur dan Tana Toraja.
"Alhamdulillah, bahkan Kota Makassar kini telah berada di zona risiko rendah," kata Husny, Senin, 20 September 2021.
Ketua Makassar Recover dr Iriani bersyukur atas perubahan zonasi Makassar yang lebih baik terhadap penularan dan penyebaran Covid-19.
"Kalau sudah ada penyampaian dari provinsi artinya memang seperti itu. Karena memang dalam dua pekan terakhir, angka kasus telah di bawah 100 kasus positif," ujarnya.
- Baca Juga : Boleh Vs Tidak Boleh Dilakukan Saat Social Distancing
- Baca Juga : Arti Zona Merah Kuning Hijau Oranye Pandemi Covid-19
Berdasarkan data Satgas Sulsel hingga 18 September, penambahan kasus Covid-19 sebanyak 96 orang dari total spesimen yang diperiksa yakni 5.223 pasien. Sedangkan tren kesembuhan pasien Covid-19 semakin menggembirakan, yakni bertambah 225 orang, sedangkan kematian hanya satu orang.
Alhamdulillah, bahkan Kota Makassar kini telah berada di zona risiko rendah.
Iriani mengatakan, Pemkot Makassar tengah melakukan kerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin dalam hal menggencarkan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) dan 5M di tengah masyarakat.
"Kerja sama ini sudah pernah sebelumnya tapi sempat terputus dan sekarang lanjut lagi, Alhamdulillah karena perhatian semua stakeholder, termasuk Unhas ikut membantu," katanya.
- Baca Juga : Risiko Penularan Covid-19 di Zona Merah dan Oranye di Aceh
- Baca Juga : Komentar Kemenkes Soal Kelanjutan PPKM Darurat
Selain itu, Pemkot Makassar sudah melatih relawan terkait dengan tracing dan testing, jadi semakin banyak SDM yang bisa dikaryakan untuk melakukan 3T itu.
"Jadi memang alhamdulillah makin banyak tenaga yang bisa dikaryakan untuk pelacakan 3T itu, karena yang penting 5M 3T, tracing, testing dan treatment. Kalau treatment berat tentu ke rumah sakit," jelas Iriani. []