Medan - Serangan hoaks yang dilakukan terhadap salah satu paslon di Pilkada Medan 2020, merupakan wujud dari komunikasi politik yang kurang baik.
Pakar Komunikasi Politik, Ara Auza menegaskan, secara teori, komunikasi bentuk ini termasuk kampanye hitam bertujuan untuk menyebarkan pesan bohong mengenai calon lain.
"Postingan hoaks yang dinarasikan untuk menyudutkan salah satu paslon di Kota Medan, merupakan bentuk kepanikan, rasa putus asa dan rasa menyerah dari lawan politik," tegas Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Medan Area (UMA) ini, Senin, 7 Desember 2020.
Ara juga melihat bahwa peristiwa di dalam video hoaks tersebut, kemudian diafiliasikan dan diframing seolah dilakukan oleh salah satu paslon untuk menjatuhkan reputasinya.
Informasi bohong atau hoaks punya konsekwensi pidana
"Bentuk kampanye hitam sangat tidak disarankan, akan tetapi masih ada yang menggunakannya. Apalagi viralnya video ini pada masa tenang, tentu akan mengganggu kondusifitas pemilih menuju pesta demokrasi," katanya.
Lebih Teliti
Terpisah, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan meminta masyarakat lebih teliti terkait informasi yang berseliweran di media sosial (medsos), khususnya di masa tenang pasca kampanye terbuka sekarang ini.
"Sebelum di shere ada baiknya info tersebut di verifikasi dulu. Sebab bisa saja hoaks (bohong)," ucap Komisioner KPU Kota Medan Divisi Hukum, Zefrizal.
Baca juga:
- Penyebar Hoaks Politik Uang di Medan akan Dilapor ke Polisi
- Masa Tenang Pilkada Medan, Hoaks di Medsos Serang Paslon
Apalagi, kata alumni S-2 Ilmu Hukum UMSU ini, ada konsekwensi pidana bagi penyebar informasi hoaks. Sehingga warga tidak boleh macam-macam.
"Informasi bohong atau hoaks punya konsekwensi pidana. Dan kami percaya bahwa aparatur negara akan tegas untuk menindak setiap pelaku hoaks," ujarnya.
Sebuah video hoaks sengaja diunggah di media sosial Facebook. Diduga bermaksud menjatuhkan reputasi salah satu paslon.
Dalam video tersebut, terlihat seseorang yang sedang membagi-bagikan uang. Video itu diunggah di grup Facebook INI MEDAN BUNG oleh akun Adek Novri pada Minggu, 6 Desember 2020.
Pada unggahan tersebut, akun Adek Novri menautkan tulisan singkat yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Medan.
tulisnya."Amplop berjalan ketangkap lagi dimedan, waduh ambisi amat karbitan yang mau duduk sampai mengorbankan orang untuk kepentingannya," tulisnya.
Unggahan itu mendapatkan berbagai komentar dari warganet, dan ada pula yang membagikannya.
Namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata video yang diunggah tersebut terjadi di Berau, Kalimantan Timur.
Video yang sama telah diunggah channel YouTube Bnewstv Beraunews dengan judul "Bukan Money Politics, Hanya Uang Pelatihan Saksi, Benarkah?" pada Kamis, 3 Desember 2020.
Video juga menampilkan teks yang secara jelas menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Berau, Kalimantan Timur.
Saat ditelusuri kembali pada Senin, 7 Desember 2020 pagi, unggahan akun Adek Novri diduga telah dihapus. Namun, sejumlah warganet sudah menyimpan tangkapan layar dan membagikannya. []