Mahfud Md Jawab Spekulasi Jokowi Reshuffle Menteri

Menko Polhukam Mahfud Md menjawab spekulasi soal Presiden Joko Widodo jengkel lalu akan mereshuffle Menteri Kabinet Indonesia Kerja. Apa katanya?
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menko Polhukam Mahfud MD sebelum memimpin rapat kabinet terbatas tentang ketersediaan bahan baku bagi industri baja dan besi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan/wsj)

Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menggelar rapat dengan sejumlah lembaga dan kementerian. Dalam pertemuan itu dia membantah adanya isu penggojlokan reshuffle Kabinet Indonesia Kerja yang belakangan menyeruak usai kemarahan Presiden Joko Widodo terhadap pembantunya terungkap.

"Kita tidak membahas soal reshuffle kabinet, bagi menteri yang kurang cepat. Karena itu (ganti menteri) sepenuhnya adalah hak presiden sama sekali tidak menyinggung itu," kata Mahfud Md usai rapat di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin, 29 Juni 2020.

Mahfud diketahui menggelar rapat bersama beberapa menteri, di antaranya Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca juga: Jokowi Marah, Pengamat; Gebrakan Erick Cukup Bagus

Mahfud menegaskan rapat kemarin hanya membahas persoalan anggaran untuk penanganan virus Corona atau Covid-19, yang wajib dipergunakan dengan benar dan tepat sasaran.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menumpahkan kemarahannya ketika memimpin rapat paripurna kabinet di Istana Negara. Ia menilai kerja para menterinya lamban, padahal situasi sedang krisis.

"Saya lihat masih banyak yang seperti biasa-biasa saja, saya jengkelnya di situ. Apa tidak punya perasaan? Ini suasana krisis," kata Jokowi dengan nada meninggi di depan para menterinya seperti dalam tayangan YouTube kanal Sekretariat Presiden, Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020.

Baca juga: Alasan Video Jokowi 'Jengkel' Baru Dirilis Kemarin

Kita tidak membahas soal reshuffle kabinet, bagi menteri yang kurang cepat. Karena itu (ganti menteri) sepenuhnya adalah hak presiden.

Menurut Jokowi, Indonesia saat ini tengah diterpa suasana krisis lantaran pandemi Covid-19 memukul ekonomi masyarakat. Hal di mana tenaga medis hingga masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) membutuhkan bantuan dengan segera.

"Kita juga mestinya semua yang hadir di sini sebagai pimpinan, penanggung jawab kepada 267 juta penduduk Indonesia, tolong digarisbawahi, memiliki perasaan suasana krisis yang sama," ujarnya.

Namun, faktanya, Jokowi menilai para pembantunya lamban mendistribusikan stimulus ekonomi terhadap masyarakat selama masa pagebluk. Presiden tak bisa lagi menyembunyikan kekecewaannya.

"Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya," ujarnya.

Kemarahan Jokowi juga direspon Pengamat pertambangan mineral dan batubara (Minerba), Ferdinandus Hasiman. Ia menilai sampai saat ini belum ada satu pun menteri yang menunjukkan hasil menggembirakan. Menurutnya, wajar jika Presiden Joko Widodo marah dengan kinerja menteri di periode kedua kepemimpinannya.

"Kinerja kabinet sekarang menggambarkan pilihan politik Jokowi ingin berkompromi dengan berbagai kepentingan. Tak salah jika hasilnya tidak menggembirakan," ucap Ferdinandus kepada Tagar, Senin, 29 Juni 2020. []

Berita terkait
Jokowi Marah, Pengamat: Kinerja Menteri Belum Baik
Seorang pengamat menilai, sampai saat ini belum ada satu pun menteri kabinet pemerintahan Joko Widodo yang menunjukkan hasil menggembirakan.
Jokowi Marah, Nadiem Makarim di Ujung Tanduk
Jokowi marah, jengkel, memberi isyarat kuat akan melakukan reshuffle kabinet. Mendikbud Nadiem Makarim disebut berada di ujung tanduk. Tidak aman.
Pengamat UI Sebut Sifat Blusukan Jokowi Tak Ada Lagi
Irwansyah menyarankan agar Presiden Joko Widodo kembali melakukan blusukan dalam memberikan arahan kepada kementerian yang dinilai buruk.