Mahasiswi UNY Sulap Daun Petai Menjadi Sabun Herbal

Tidak mengandung bahan kimia, nama sabunnya Atecin.
Petai termasuk dalam suku polong-polongan atau fabaceae. Petai ini berbeda dengan tanaman petai cina atau leucaena leucephala. (Foto: Tagar News)

Yogyakarta, (Tagar 4/1/2019) - Tanaman leucaena leucephala atau petai cina tumbuh subur di Indonesia. Orang Jawa menyebutnya lamtoro. Biasanya lamtoro sebagai pohon peneduh, pencegah erosi atau kayu bakar. Kadang daunnya dipakai untuk pakan ternak. Sedangkan buahnya dimanfaatkannya untuk sayuran.

Namun, lima mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengubah daun petani cina menjadi sabun. Mereka menamai sabun herbal buatannya dengan nama Atecin.

Kelima mahasiswi tersebut bernama Fatwaning Raras, Merita Kadarwati dari program studi pendidikan akuntasi, Nurhayati Wahyu (pendidikan kimia), Novita Permata Sari (pendidikan biologi) dan Aprilia Ristianasari (pendidikan tata rias dan kecantikan).

Bagaimana cara membuatnya? Nurhayati Wahyu Kurniasari menjelaskan, untuk membuat sabun daun petai cina, bahan yang dibutuhkan adalah natrium hidroksida, air suling, daun petai cina yang disaring airnya, pewarna makanan alami, minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun dan esential oil.

petai cinaTanaman leucaena leucephala atau petai cina. (Foto: Tagar News)

Peralatan yang dibutuhkan adalah kompor, oven, sendok blender, gelas plastik ukuran 8 oz, termometer digital dan cetakan sabun.

Langkah pertama yang dilakukan, yakni membuat campuran natrium hidroksida dengan air. Kemudian buat campuran minyak kelapa, minyak sawit dan minyak zaitun sesuai ukuran yang sudah ditetapkan. "Kedua racikan lalu dipanaskan dalam oven atau kompor," katanya, Kamis (3/1).

Dia mengungkapkan, kedua racikan tersebut lalu dicampur selama tiga menit dengan menggunakan tongkat blender sampai mengental. "Jika masih ada gelembung, berarti pencampuran belum sempurna. Aduk terus sampai sempurna," tegasnya.

Setelah tercampur sempurna, menambahkan pewangi, minyak esensial, air daun petai cina. Jangan lupa pewarna makanan agar warnanya menarik. Lalu tuangkan campuran tersebut ke dalam cetakan yang diinginkan. "Tunggu sampai mengeras, lalu keluarkan dari cetakan. Jadi deh," ungkapnya.

Petai CinaTiga dari lima mahasiswi menunjukkan produk buatannya, sabun herbal dengan bahab baku utama daun petai cina. Sabun yang diberi nama Atecin ini tidak menggunakan bahan kimia sehingga tanpa efek samping. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Merita Dewi Kadarwati menambahkan, sabun mandi yang beredar di pasaran biasanya menggunakan bahan kimia. Otomatis memiliki efek samping seperti kecanduan, masalah pada kulit seperti memerah, terbakar dan lainnya. "Nah, sabun dari petai cina ini tidak mengandung bahan kimia," katanya.

Menurut Dewi, latar belakang membuat sabun herbal daun petai cina ini juga upaya dalam mengedukasi masyarakat. Bahan daun petai cina dapat mengurangi produk kimia yang menjadi campuran agar tidak merusak kulit.

"Sabun daun petai cina ini tidak hanya cepat dalam mencerahkan, mengurangi kekusaman serta menghaluskan kulit tapi juga tanpa efek samping," ujarnya.

Fatwaning Raras menilai, daun petani memiliki kandungan untuk mencerahkan dan menghaluskan kulit. Daun petai cina mengandung energi 128 Kkal, protein 12 gram, lemak 6,5 gram, korhidrat 12,4 gram, kalsium 500 miligram, fosfor 100 mg, zat besi 3 mg, vitamin A 17.800 IU, vitamin B1 0,04 mg, dan vitamin C 64 mg.

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.