Ambon - Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Maluku menyuarakan kekesalan mereka terhadap kebijakan pemerintah Provinsi Maluku dan PT. Inpex yang tidak menghadirkan Kabuapten MBD dalam pembahasan Blok Masela.
Para aksi yang dikordinatori oleh, Benny Yermias dan Jhon Karuna itu menggelar aksi sejak pukul 09.30 WIT, di depan pintu pagar, kantor Gubernur Maluku. Mereka ingin bertemu Gubernur Maluku, Murad Ismail yang gagal dalam membuat kebijakan pengembangan Blok Masela.
Tinggal di Indonesia, perut kita di Timor Leste.
Paflet aksi bertuliskan, Aksi Joget Blok Masela hilang Perawan dan Garuda di Dadaku Perutku di Indonesia mewarnai jalannya aksi mereka. Mahasiswa ingin menunjukan bahwa, Pemerintah tidak pro terhadap Pemda MBD yang secara geografis, Blok Masela berada di bumi Kalwedo.
Salah satu orator, Jordan Samloy menilai pemprov Maluku dan PT. Inpex selaku operator telah membuat kebijakan tidak melibatkan Kabupaten MBD adalah sesuatu yang salah.
Masyarakat MBD sangatlah diisolasikan, sementara kajian analisis dampak lingkungan (Amdal), MBD termasuk daerah terdampak.
"Tinggal di Indonesia, perut kita di Timor Leste," tegas Jordan dalam orasinya itu.
Dimana, dari segi kesehatan, sosial dan ekonomi di Kabupaten MBD, selalu datangnya dari Timor Leste. Fasilitas kesehatan sangatlah tidak memadai.
"Saya mau bilang, Garuda di dadaku perut kita Timor Leste. Persoalan sosial selalu di bahwa ke Timor Leste sementara hasil bumi kita banyak," ujat Jordan Samloy.
Sehingga mahasiswa dalam tuntutannya itu menilai, adanya diskriminasi Pemprov Maluku PT. inpeks, dalam pengelolaan blok masela. Karena, pemrpov dan PT. Inpeks tidak menghadirkan Pemda MBD dalam apembahasan blok masela.
Begitu pulah, tidak ada keterlibatan Unpatti dalam pembahasan analisis blok Masela. Sehingga, puluhan mahasiswa ini menolak analisis dampak Amdal oleh masyarakat Maluku di bumi Kalwedo. Karena, tidak dimasukan MBD sebagai daerah terdampak.
Seruan menemui Murad Ismail belum juga ditemukan. Masa aksi yang saling berlawanan dengan petugas Sat Pol PP dan personil Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease. Pintu pagar depan kantor Gubernur Maluku itu, digoyang dan aksi bakar-mebakar didepan Kagub Maluku.
Murad Ismail tak kunjung keluar. Aksi terus memanas hingga siang ini, mereka menyebut "Gubernur Penghianat. Gubernur Pengecut," teriak masa aksi dengan lantang. []