Jakarta - Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Tbk Pikri Ilham Kurniansyah menyebutkan destinasi favorit jelang akhir tahun 2019 adalah Madinah dan Mekkah. Di mana tujuannya untuk melakukan ibadah umroh.
"Terus yang tujuan umroh banyak. Besarnya kenaikan 2 hingga 3 persen," ucap Pikri Ilham Kurniansyah di Kementerian BUMN Jakarta, Selasa, 26 November 2019.
Kata dia, untuk destinasi liburan yang biasanya menjadi daya tarik pelanggan Garuda Indonesia adalah singapura, korea, Eropa, dan Jepang.
"Kemudian kalau liburan ke luar negeri itu Singapura dan Hongkong. Cuman kalau Hongkong karena kondisi pemerintahannya ada masalah jadi berkurang. Jepang dan Korea, serta Eropa juga, tapi tidak begitu besar," ujarnya.
Dia mengakui demand masyarakat terhadap Garuda Indonesia tidak terlalu besar. Sehingga kelonjakan penumpangnya juga tidak terlalu signifikan.
Kalau ada travel agency menjual melebihi dari tarif batas atas, kita akan blacklist.
"Kalau dilihat dan bandingkan Garuda ini kan setaraf hotel bintang lima. Emang demand-nya gak besar. Makanya kita fokusnya di Citylink harga murah, itu untuk menggenjot pertumbuhan penumpang," ucap Pikri.
Pikri mengatakan pihaknya juga belum dapat memperkirakan kelonjakan penumpang hingga desember 2019. "Belum kita totalkan," tuturnya.
Namun, dia memastikan harga tiket Garuda tidak ada kenaikan. Sebab, tarif harga tiket khusus Garuda sudah ditentukan oleh pemerintah.
"Garuda tidak boleh menentukan harga sendiri. Harga sudah ditentukan di dalam peraturan menteri, yang pasti tidak boleh melebihi tarif batas atas," ujarnya.
Dia mengungkapkan Garuda akan melakukan tindakan tegas bagi travel agency yang menaikan tarif tiket melebihi dari aturan yang berlaku.
"Kalau ada travel agency menjual melebihi dari tarif batas atas, kita akan blacklist," tutur Fikri. []
Baca juga:
- Persiapan Garuda Indonesia Jelang Nataru 2019-2020
- Bos Garuda Indonesia Dirombak Ignasius Jonan Disorot