Jakarta- Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diminta mengklarifikasi pernyataannya yang menyebutkan PT Pertamina (Persero) sebagai sumber kekacauan saat Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) terpilih sebagai Komisaris Utama. "Kita ingin minta klarifikasi ke Pak Luhut, apa maksudnya itu," ucap Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara, Kamis, 19 Desember 2019.
Marwan mengungkapkan, apabila kekacauan di Pertamina memang benar ada, pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggung jawab. Hal itu lantaran pimpinan Pertamina diangkat oleh pemerintah yang telah melalui persetujuan Presiden Jokowi.
Pengamat migas Ugan Gandar juga mempertanyakan alasan Luhut menyebut Pertamina sebagai sumber kekacauan. Menurutnya Pertamina telah berkontribusi memberikan devisa kepada negara senilai Rp 121 triliun dan melayani sumber energi ke masyarakat sampai ke pelosok.
"Aspek mana yang membuat Pertamina jadi sumber kekacauan? Yang saya khawatir, dibelakangnya ada tujuan-tujuan tertentu. Ini modus yang sering terjadi di negeri ini, ketika ada pejabat yang memojokkan Pertamina," ujar mantan Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) itu.
Kemudian, mantan Sekretaris Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu mengatakan, yang membuat kacau adalah orang-orang diluar yang ingin mendapatkan untung dari Pertamina. "Justru Pertamina ini tempat menyembunyikan kekacauan. Coba kalau Pertamina umumkan utang BBM TNI. Utang Pemerintah berapa ke Pertamina. Coba kalau Pertamina membuka, berapa sakarang stok BBM yang ada. Coba kalau Pertamina berhenti bekerja dua jam saja, maka kacau lah," katanya.
Said Didu juga menyoroti Indonesia merupakan satu-satunya negara yang membebankan cadangan minyaknya kepada BUMN. "Sementara pada umumnya negara-negara lain membebankan cadangan minyak ke pemerintah," katanya.
Beberapa waktu lalu Menteri Luhut menyebutkan Pertamina sebagai sumber kekacauan paling banyak di negeri ini. Atas dasar itulah, kemudian Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menjadi komisaris utama di Pertamina.
Menurut Luhut, Ahok merupakan sosok yang tepat untuk membenahi semua kekacauan di Pertamina. "Ahok itu akan sangat bagus mengawasi Pertamina. Kenapa? karena sumber kekacauan paling banyak di sana," katanya, Selasa 10 Desember 2019.[]
Baca Juga: