Luhut Bahas Bisnis Tambang dengan China dan Korea

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Korea Selatan dan Cina tertarik untuk membangun pabrik di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Ist)

Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Korea Selatan (Korsel) dan China tertarik untuk membangun pabrik di Indonesia. Niatan pembangunan pabrik tersebut akibat larangan ekspor nikel yang akan diberlakukan pada Januari 2020 mendatang.

Dilansir dari Antara, Luhut mengatakan hal ini merupakan dampak positif dari upaya pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri nikel di dalam negeri.

"Pada pertemuan dengan LG Chemical di Seoul beberapa hari lalu, mereka mengatakan sedang mempertimbangkan pengembangan fasilitas produksi baterai lithiumnya di Indonesia," ucap dia.

Hal itu dikatakan Luhut usai menjadi pimpinan delegasi Indonesia dalam forum China-Asean Business and Investment Summit 2019 di Nanning, China. 

Komoditas nikel menjadi salah satu komponen penting dalam pengembangan industri mobil listrik.

Mengenai hal tersebut, LG Chemical juga belum memutuskan mitra bisnis untuk membangun pabrik di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan ini kemungkinan akan menggandeng perusahaan otomotif asal Jerman, Volkswagen atau perusahaan asal Cina. 

Luhut mengatakan komoditas nikel menjadi salah satu komponen penting dalam pengembangan industri mobil listrik. Maka, dengan investasi pabrik pengolahan nikel ini, tentu sudah sesuai dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri kendaraan bebas polusi.

"Mobil listrik juga menggunakan aluminium dan carbon steel seperti untuk bagian casisnya, mesin dan lainnya. Dengan demikian, kita berharap penerimaan pajak akan meningkat dan membuka lebih banyak lapangan kerja," ujarnya.

Selain membahas investasi pabrik nikel di Indonesia, Luhut memanfaatkan kunjungannya ke Cina untuk bertemu dengan Wakil Ketua Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Cina, Ning Jizhe.

Dalam pertemuan tersebut, Ning Jizhe mengatakan imbas pelarangan ekspor nikel juga dirasakan oleh negaranya. Dimana sekitar 50 hingga 75 persen pasokan nikelnya bergantung pada ekspor dari Indonesia. 

Selain itu, Ning menyinggung pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang progress-nya saat ini masih sekitar 28 persen. 

Menanggapi hal itu, Luhut mengatakan akan menyampaikan pesan Ning kepada pemerintah di Jakarta. Bahkan pria berdarah batak ini juga menyampaikan keberatan Indonesia atas kebijakan 'Negeri Tirai Bambu' itu yang menerapkan kenaikan bea masuk anti-dumping terhadap produk baja stainless asal Indonesia.

Sebelumnya dalam seminar 'Penggunaan Produk Dalam Negeri Sebagai Wujud Nasionalisme NKRI' pada 2 September 2019 lalu, Luhut mengatakan upaya hilirisasi industri nikel yang sedang didorang pemerintah Indonesia, dapat mempengaruhi nilai tambah pemasukan negara dari 600 juta dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 6 miliar dollar AS.[]

Baca juga:

Berita terkait
Grab Hadir di Toba, Luhut Sebut Menunjang Pariwisata
Perusahaan transportasi online, Grab memulai sayap bisnisnya di Kabupaten Toba Samosir, khususnya Kota Balige.
Luhut: Tak Ada Lahan Prabowo di Ibu Kota Baru
Luhut Panjaitan mengatakan tidak ada lahan milik Prabowo Subianto dan adiknya Hashim Djojohadikusumo yang dijadikan lahan Ibu Kota baru di Kaltim
Luhut: Gubsu Serius Monitoring Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan di kawasan Danau Toba sudah dalam kondisi meresahkan.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina