Lockdown Turunkan Emisi CO2 Dunia Jadi 7% pada Tahun 2020

Dunia dilanda pandemi virus corona dan diikuti oleh kebijakan penguncian yang berhasil mengurangi emisi karbon dioksida global
Pada hari yang cerah adalah cakrawala belakang Crissy Field di San Francisco pada 11 Oktober 2020 (Foto: voaindonesia.com - AP/Eric Risberg)

Jakarta - Dunia yang dilanda pandemi virus corona (Covid-19) dan diikuti oleh kebijakan penguncian (lockdown) yang di Indonesia disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berhasil mengurangi emisi karbon dioksida pada tahun ini sebesar 7%. Angka ini merupakan suatu penurunan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah.

Associated Press, 10 Desember 2020, melaporkan Proyek Karbon Global, sebuah kelompok yang terdiri dari puluhan ilmuwan internasional yang melacak emisi, menghitung bahwa dunia akan melepaskan 34 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara pada tahun 2020. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Earth System Science Data, angka itu turun dari 36,4 miliar metrik ton pada 2019.

Para ilmuwan mengatakan penurunan ini terutama karena orang-orang banyak yang tinggal di rumah, lebih sedikit bepergian dengan mobil dan pesawat, dan emisi diperkirakan akan melonjak kembali setelah pandemi berakhir. Transportasi darat menghasilkan sekitar seperlima dari emisi karbon dioksida.

“Tentu saja, lockdown sama sekali bukan cara untuk mengatasi perubahan iklim,” kata rekan penulis studi Corinne LeQuere, seorang ilmuwan iklim di Universitas East Anglia.

Menurut LeQuere, kelompok ilmuwan yang sama pada beberapa bulan lalu memperkirakan penurunan emisi akan turun sekitar 4 – 7%, tergantung pada perkembangan Covid-19. Gelombang virus corona kedua dan pengurangan perjalanan yang berkelanjutan mendorong penurunan menjadi 7%.

LeQuere mengatakan emisi turun 12 persen di Amerika Serikat dan 11% di Eropa, tetapi hanya 1,7% di China. Hal ini karena China melakukan PSBB lebih awal dengan gelombang kedua yang lebih sedikit. Selain itu, emisi China lebih berbasis industri daripada negara lain dan industrinya kurang terpengaruh dibandingkan transportasi.

Perhitungan tersebut- berdasarkan laporan yang merinci penggunaan energi, produksi industri dan jumlah mobilitas harian – disebut akurat oleh para ilmuwan luar.

Bahkan dengan penurunan pada tahun 2020, dunia rata-rata mengeluarkan 1.075 metrik ton karbon dioksida ke udara setiap detik (ah/au)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Efek Covid-19, Emisi Karbon di India Turun Tajam
Emisi gas karbon di India turun untuk pertama kalinya dalam empat dekade, salah satunya karena imbas lockdown untuk menekan pandemi Covid-19.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina