Makassar - Puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menuntut General Manajer PLN Wilayah Sulselrabar, Ismail Deu dicopot dari jabatannya, Jumat, 19 Juni 2020.
Para mahasiswa ini melakukan demonstrasi di depan kantor PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara di Jalan Hertasning, Kota Makassar, akibat melonjaknya tarif listrik. Hal itu menurut para demonstran sangat membebani masyarakat.
Copot GM PLN Sulselrabar, dan PLN harus bertanggungjawab atas lonjakan tagihan listrik.
Satu-satu persatu mahasiswa melakukan orasi menyampaikan pendapatnya terkait kebijakan menaikan tarif listrik tanpa memberitahukan masyarakat lebih dulu.
Akibatnya, terjadi kemacetan di depan kantor PLN Sulselrabar lantaran mahasiswa menutup jalan dengan menahan truk yang melintas dan dijadikan sebagai panggung orasi, pihak kepolisian yang sudah bersiaga mencoba untuk membuka jalan sehingga terjadi aksi saling dorong dengan para demonstran.
"Copot GM PLN Sulselrabar, dan PLN harus bertanggungjawab atas lonjakan tagihan listrik," tegas jendral lapangan aksi, Salahuddin Al Ayyubi.
Salahuddin mendesak PLN Sulselrabar untuk transparansi rincian tagihan listrik pelanggan. Karena menurutnya kebijakan sepihak PLN sangat bertentangan dan melanggar UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
"Menolak keras pencabutan dan pembongkaran KWH Meter oleh PLN di tengah pendemi Covid-19. Mendesak aparat penegak hukum serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Sulawesi Selatan untuk segera memeriksa dan melakukan audit manajemen keuangan serta dugaan penyalahgunaan anggaran di tubuh PT. PLN (Persero) Wilayah Sulserabar," Tegas para demonstran. []