Lima Korlap Kepung Asrama Papua Akan Diperiksa Polisi

Polrestabes Surabaya akan memanggil lima orang yang menjadi korlap yang tergabung dalam berbagai ormas terkait pengepungan Asrama Mahasiswa Papua.
Mahasiswa Papua yang menggelar aksi deklarasi di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya akan memanggil lima orang yang menjadi koordinator lapangan (korlap) dari masing- masing organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan pengepungan di Asrama Mahasiswa Papua yang berada di Jawa Timur ini. 

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho membenarkan agenda pemeriksaan kepada kelima korlap, yang tergabung dalam ormas FKPPI, FPI, Sekber Benteng NKRI, dan Pemuda Pancasila (PP).

Adapun lima orang yang akan diperiksa, yakni Tri Susanti (FKPPI), Arukat Djaswadi dan Dj Arifin (Sekber Benteng NKRI), Basuki (Pemuda Pancasila), Agus Fachruddin (LPI/FPI).

"Kita sudah layangkan surat pemanggilan kepada lima orang untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait kejadian pada tanggal 16 dan 17 Agustus kemarin," kata Sandi Nugroho di Surabaya, Kamis, 22 Agustus 2019.

Dia mengatakan kelima orang itu sudah dijadwalkan untuk agenda pemeriksaan pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Pemanggilan terhadap mereka mengenai aksi yang dilakukan di depan Asrama Mahasiswa Papua karena dugaan penistaan lambang negara.

"Lima korlap ini akan dimintai keterangan sebagai saksi terkait pasal 66 Juncto 24a Undang-undang RI Nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa,dan lambang negara, serta lagu kebangsaan dan atau Pasal 154a KUHP dan atau Pasal 170 KUHP," ucapnya.

Sebelumnya, Korlap aksi dari FKPPI Tri Susanti telah menyampaikan permohonan maaf karena aksi bela lambang negara menjadi melebar dan menimbulkan konflik di Papua.

Tri Susanti mengaku aksi di depan Asrama Mahasiswa Papua terjadi karena informasi dan foto yang beredar adanya perusakan bendera merah putih. Susi sapaan akrabnya mengaku ormas tidak terima, jika bendera merah putih dilecehkan.

“Kami hanya ingin bahwa Papua ini Indonesia dan ingin bendera Merah Putih. Jadi tujuan utama kami untuk Merah Putih dan berdampak seperti itu,” ujarnya.

Mantan Caleg Gerindra ini membantah tentang adanya ucapan pengusiran dan kata rasis terhadap mahasiswa Papua. "Kalau dibilang terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada," tuturnya.[]

Berita terkait
Tim DPR Siap Bahas Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat
Ketua DPR Bamsoet menyebutkan DPR telah membentuk tim yang akan membahas otonomi khusus wilayah Papua dan Papua Barat.
Jokowi Perintahkan Kapolri Tindak Rasialisme Papua
Presiden Joko Widodo (Jokowi) instruksikan Kapolri Tito Karnavian tindak pelaku rasialisme saat pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Moeldoko Sebut Ada 2 Kelompok Tak Ingin Papua Maju
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan kelompok poros politik antipemerintah tidak ingin Papua maju.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.