Lima Bangunan Bersejarah Peninggalan Kerajaan Gowa

Berikut beberapa bangunan bersejarah di Kabupaten Gowa peninggalan Kerajaan Gowa.
Kabupaten Gowa sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Pemkab Gowa)

Gowa - Butta Bersejarah, begitu julukan yang disematkan untuk Kabupaten Gowa. Hal ini juga yang menjadi alasan, di Kabupaten Gowa bisa menemukan banyak peninggalan masa kerajaan yang memiliki nilai historis yang tinggi.

Gowa pada awalnya merupakan kerajaan terbesar di Sulawesi Selatan. Dikenal sebagai tempat awal mula syiar Islam sebelum merambah ke seluruh wilayah di Sulawesi Selatan (Sul-Sel). Sehingga selain memiliki nilai historis, Gowa juga dikenal dengan tempat yang memiliki cerita religi yang sangat kental.

Peninggalan Kerajaan Gowa bahkan masih ada yang utuh hingga saat ini. Tidak sedikit diantaranya sudah menjelma menjadi tempat wisata yang dilindungi. Yang paling menarik, ada banyak bangunan fundamental peninggalan Kerajaan Gowa yang terawat dan utuh hingga saat ini.

Berikut Tagar merangkum lima bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Gowa.

1. Masjid Tua Katangka

Masjid Tua KatangkaMasjid Tua Katangka. (Foto: Tagar/Ist)

Nama Masjid Tua Katangka adalah Masjid Al-Hilal. Merupakan salah satu masjid tertua di Sul-Sel, dibangun pada 1603 Masehi. Letaknya berada di Kelurahan Katangka Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, Sul-Sel. Dekat dengan batas Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Arsitektur bangunan fundamental pada masa Kerajaan Gowa ini tidak seperti masjid pada umumnya. Dinding yang mengelilingi masjid terlihat lebih tebal. Pada bagian tempat imam masjid sedikit lebih sempit dari masjid pada umumnya. Mesjid yang berdiri pada lahan seluas 610 meter persegi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV, I Manganga’rangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin.

Wajar jika bagian dindingnya sangat tebal, ternyata selain tempat untuk beribadah, pada masa kerajaan, Masjid Tua Katangka juga merupakan benteng pertahanan terakhir Kerajaan Gowa.

2. Benteng Somba Opu

Benteng Somba OpuBenteng Somba Opu. (Foto: Tagar/Afrilian Cahaya Putri)

Benteng Somba Opu adalah benteng peninggalan Kesultanan Gowa yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada abad ke-16, tepat pada tahun 1525. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Letaknya berada di sebelah selatan pesisir pantai Makassar. Benteng Somba Opu konon merupakan simbol perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Itulah kenapa Benteng ini berada berbatasan dengan Kota Makassar. Di setiap sisinya dulu dilengkapi meriam berkaliber berat.

Tepat di pinggir sungai terdapat sebuah banguan diatas medan bukit yang diberi nama Maccini Sombala. Maccini dalam bahasa Makassar artinya melihat, sementara Sombala adalah layar. Ditempat ini tempat melihat layar perahu lewat saat lawan memasuki teritorial kerajaan Gowa.

Selain benteng pertahanan kerjaan Gowa, Benteng Somba Opu juga dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah.

3. Batu Pallantikan

Batu PallantikangKompleks makan Sultan Hasanuddin, tempat Batu Pallantikang. (Foto: Tagar/Ist)

Letaknya berada di dalam kompleks makam Raja-raja Gowa. Dulu Batu Pallantikan disebut Baru Tumanurung. Disebut Batu Pallantikan karena di tempat ini konon sebagai tempat ritual pelantikan raja-raja Gowa.

Di dalam kompleks makam raja-raja, salah satu Pahlawan Nasional, yakni Sultan Hasanuddin dikebumikan. Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 yang sangat terkenal dengan keberaniannya melawan kolonial Belanda yang bercokol di Sulawesi Selatan. Ia dijuluki oleh penjajah Belanda sebagai Ayam Jantan dari Timur.

Sultan Hasanuddin lahir pada tahun 1629 dan diangkat menjadi Raja Gowa selama 17 tahun hingga tahun 1669. Diusia 41 tahun, pada tahun 1670, Sultan Hasanuddin wafat.

4. Istana Tamalate

Istana TamalateIstana Tamalate. (Foto: Tagar/Ist)

Letaknya berada di Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sul-Sel. Istana Tamalate yang saat ini berdiri kokoh memang bukan merupakan istana asli, akan tetap hanya replika. Meski begitu beberapa serpihan bangunan aslinya masih tersisa.

Arsitektur bangunan terbuat dari kayu besar. Istana Tamalate diketahui adalah istana pertama kerjaan Gowa sebelum kota raja dipindahkan ke Benteng Somba Opu.

Sementara, istana asli tamalate diketahui sudah punah terkubur masa. Selain karena memang bangunan sangat tua, dikompleks ini juga sudah dilakukan beberapa kali renovasi, meskipun beberapa serpihan peninggalan Kerjaan Gowa terjaga dan sangat dilindugi.

5. Museum Balla Lompoa

Balla LompoaMuseum Balla Pompoa. (Foto: Tagar/Ist)

Balla Lompoa artinya rumah besar. Bersebelahan dengan Istana Tamalate. Dulu Museum Balla Lompoa masih merupakan bagian dari istana tamalate. Dibangun pada tahun 1936, merupakan replika Istana Tamalate yang sudah terkubur oleh zaman.

Museum Balla Lompoa dibangun di masa raja Gowa ke  XXXV, I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa.

Balla Lompoa yang berdiri tegak di pusat kota Sungguminasa menjadi satu-satunya sisa kejayaan kerajaan Gowa yang bisa dilihat sekarang. Balla Lompoa berbentuk rumah panggung dari kayu. Di bagian depan ada teras yang berisi beragam pakaian adat suku Makassar beserta beberapa buku yang menceritakan sejarah dan budaya Makassar. []

Baca juga:

Berita terkait
Bebek Kaki Empat Menetas Malam Jumat di Gowa
Kejadian langka terjadi di Kabupaten Gowa, dimana bebek berkaki empat menetas pas di malam Jumat 6 Desember lalu.
Putra Gowa Kembali Sabet Emas di SEA Games Filipina
Atlet Dayung Gowa, Anwar Tarra kembali menyumbangkan emas di SEA Games Filipina. Total sudah 5 emas dia sumbangkan untuk Indonesia.
Satu Orang Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang di Gowa
Satu nyawa melayang akibat tertimpa pohon besar saat angin kencang melanda Gowa dan sekitarnya, Minggu 9 Desember 2019