Leicester Vs Chelsea, Mantap di Zona Liga Champions

Leicester City gagal menang setelah ditahan Chelsea 2-2 di Liga Premier Inggris. Hasil itu mengamankan posisi kedua tim di zona Liga Champions.
Leicester City gagal menang setelah ditahan Chelsea 2-2 di pertandingan Liga Premier Inggris di Stadion King Power, Sabtu 1 Februari 2020. Tampak pemain Leicester merayakan gol Ben Chilwell (tengah) di laga tersebut. (Foto: standard.co.uk)

Jakarta - Leicester City gagal menang di kandang sendiri setelah ditahan Chelsea 2-2 di pertandingan Liga Premier Inggris di Stadion King Power, Sabtu 1 Februari 2020. Hasil tersebut setidaknya mengamankan langkah kedua tim menuju Liga Champions musim depan. 

Leicester pantas kecewa gagal memenangkan laga yang berlangsung menarik. Meski sempat tertinggal, namun mereka mampu membalikkan keadaan. Hanya, Chelsea lolos dari kekalahan setelah diselamatkan bek Antonio Rudiger yang memborong dua gol di laga tersebut. 

Chelsea sesungguhnya berpeluang menang bila wasit memberikan hadiah penalti menyusul dijatuhkannya Tammy Abraham di babak pertama. Hanya saat insiden itu ditinjau VAR, tidak ada pelanggaran yang dilakukan Caglar Soyuncu sehingga wasit tidak memberikan penalti.

Ada kontak dalam insiden itu sehingga Frank meminta penalti. Dia layak melakukannya

Namun mantan striker tim nasional Inggris yang menjadi pandit di laga itu, Peter Crouch menilai pelanggaran tersebut seharusnya berbuahkan penalti. Pasalnya lutut Soyuncu mengenai paha Abraham yang membuat dia terjatuh. Bahkan manajer Chelsea Frank Lampard sempat meminta penalti atas insiden itu.

"Berulang kali menyaksikannya, itu seharusnya penalti. Saat pertama kali menyaksikan, saya menilai seperti tidak ada sentuhan. Tetapi bila melihatnya lagi, lutut Soyuncu mengenai paha Abraham," kata Crough seperti dikutip Daily Mail

"Ada kontak dalam insiden itu sehingga Frank meminta penalti. Dia layak melakukannya," ujar eks penyerang Liverpool ini. 

Hasil imbang itu menggagalkan Leicester yang menduduki peringkat tiga merapatkan jarak poin dengan dua tim di atasnya, Liverpool dan Manchester City. Dengan memiliki 49 poin, The Foxes sudah terpaut 21 poin dengan pimpinan klasemen, Liverpool. 

Tak hanya itu, jarak poin yang sangat jauh menjadikan harapan Leicester mengejar Liverpool kian menipis. Meski secara matematis masih bisa memburunya, namun peluang itu sangat sulit mengingat The Reds tengah on fire dan belum terkalahkan. Apalagi Liverpool hanya butuh beberapa pertandingan lagi untuk merengkuh trofi juara liga. 

Meski demikian, Leicester sudah bisa mengamankan posisi di zona Liga Champions. Mereka sudah unggul 15 poin dari Manchester United dan Tottenham Hotspur yang menduduki peringkat lima dan enam sehingga kesempatan berlaga di Liga Champions musim depan kembali terbuka.

Setelah menjadi juara liga pada 2016, Leicester memang tak pernah lagi tampil di Liga Champions. Mereka selalu mengakhiri kompetisi di papan tengah di musim-musim berikutnya. 

Demikian pula Chelsea yang berada di peringkat empat dengan poin 41 mulai mengukuhkan posisi di empat besar. Hanya, The Blues tetap harus waspada dengan ancaman tim-tim di bawahnya. 

Chelsea Tampil Lebih Agresif

Di pertandingan itu, Chelsea tampil agresif dan mampu menekan pertahanan tuan rumah. Namun serangan mereka tak membahayakan dan masih bisa diselamatkan kiper Kasper Schmeichel. 

Leicester vs ChelseaPemain Leicester City Hamza Choudhury kanan) berebut bola dengan gelandang Chelsea N\'Golo Kante di pertandingan Liga Premier Inggris di Stadion King Power, Sabtu 1 Februari 2020. Pertandingan tersebut berakhir imbang 2-2. (Foto: standard.co.uk)

Leicester juga kurang berhasil mengembangkan permainan mereka. Bahkan tuan rumah nyaris mendapat hukuman penalti bila tidak 'diselamatkan' VAR saat Soyuncu melakukan pelanggaran terhadap Abraham. Sampai akhir babak pertama tidak terjadi gol. 

Di babak kedua, permainan berkembang lebih menarik. Apalagi, Chelsea langsung unggul saat laga baru berjalan satu menit. 

Rudiger mencetak gol pertama setelah sundulannya yang memanfaatkan sepak pojok Mason Mount menggetarkan jala Leicester. Schmeichel hanya bisa berdiri menatap bola meluncur deras ke gawangnya. 

Namun keunggulan klub London barat ini tak bertahan lama. Di menit 54, Leicester mampu menyamakan kedudukan melalui Harvey Barnes. Gol tercipta setelah dia mengecoh bek Andreas Christensen sebelum menaklukkan kiper Willy Caballero yang kembali menjadi pilihan pertama dan memaksa Kepa duduk di bangku cadangan.

Sayangnya, kepercayaan Lampard yang diberikan kepada Caballero tak memberi hasil memuaskan. Kiper asal Argentina ini melakukan kesalahan saat hendak mengejar bola silang. Dia gagal meraih bola dan saat hendak berbalik, bek Leicester Ben Chilwell sudah menendang bola ke gawangnya. Skor berubah 2-1 dan Leicester berbalik unggul di menit 65. 

Leicester tampaknya mendapat kesempatan memenangkan pertandingan. Namun harapan itu dipupuskan oleh Rudiger. Pemain asal Jerman ini mencetak gol keduanya di menit 71. 

Gol tersebut, lagi-lagi tercipta lewat sundulan yang juga berawal dari bola mati. Rudiger berhasil melompat lebih tinggi dari pemain Leicester saat meneruskan bola dari tendangan bebas. Sundulannya ke sudut atas gawang gagal diselamatkan Schmeichel.

Skor berubah 2-2. Selanjutnya tidak ada gol lagi yang tercipta sehingga kedua tim mengakhiri laga dengan skor imbang. []

Berita terkait
Kalah, Leicester City Gagal Bayangi Man City
Leicester City gagal membayangi Manchester City setelah menelan kekalahan 1-2 dari Burnley di pertandingan Liga Premier Inggris.
Hasil Liga Inggris, Leicester Menang dan Spurs Kalah
Laga perdana Liga Premier Inggris di tahun baru 2020 diwarnai tumbangnya Tottenham Hotspur. Namun Leicester City sukses menang besar.
Prediksi Piala FA Liverpool Hadapi Chelsea
Jika Livepool berhasil menyingkirkan Shrewsbury di Piala FA, kemungkinan Liverpool akan hadapi Chelsea di putaran kelima
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.