Jakarta - Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan langkah Presiden Jokowi merombak kabinet adalah langkah sulit. Stanislaus menjelaskan tidak mudah bagi Jokowi me-reshuffle kabinet lantaran banyak pertimbangan dalam menggeser posisi para menterinya.
Menurut dia, Presiden Jokowi memiliki pertimbangan politis dalam memutuskan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
"Reshuffle tentu akan mempertimbangkan politis juga walaupun sebenarnya Pak Jokowi sudah bebas dari kepentingan politik mengingat ini periode kedua," kata Stanislaus saat dibincangi Tagar, Senin, 6 Juli 2020.
Stanislaus mengaku sulit menerka siapa saja yang akan dilengserkan dan siapa sosok penggantinya. Namun, menurut dia, pasti Jokowi sudah memikirkan dan pertimbangan hal tersebut.
Reshuffle tentu akan mempertimbangkan politis juga walaupun sebenarnya Pak Jokowi sudah bebas dari kepentingan politik
"Tapi memang sangat sulit memprediksi siapa yang akan diganti dan mengganti jika terjadi perombakan kabinet," ujarnya.
Akan tetapi, Stanislaus memprediksi reshuffle kabinet akan dilakukan Presiden Jokowi pada akhir tahun 2020.
"Prediksi saya paling cepat akhir tahun ini," kata Stanislaus.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agung Laksono juga sempat menyinggung soal perombakan kabinet tapi enggan berbicara panjang lebar. Namun, kata dia, yang jelas isu reshuffle kabinet menjadi momentum agar para menteri giat bekerja.
"Soal reshuffle, pengangkatan dan pemberhentian menteri itu hak prerogatif presiden, saya tidak bisa memberi komentar," kata Agung, saat menghadiri Pembekalan dan Pelantikan Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar DIY serta Pelantikan Pimpinan Daerah KPPG dan APMG DIY Masa Bakti 2020-2025 di Graha Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (4/7/2020).
Menurut politikus Partai Golkar tersebut, Presiden Jokowi tahu persis kapan waktu yang tepat untuk melakukan perombakan kabinet. Selain itu, Jokowi juga pasti memiliki parameter sendiri dalam mengambil keputusan.[]
