Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan anomali iklim La Nina dapat berkembang terus hingga akhir tahun 2020. Hal itu berpotensi dampak hujan ekstrem di wilayah Indonesia tak terkecuali Yogyakarta.
Kepala Staklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan pemantauan anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang.
Catatan historis iklim di Yogyakarta, bahwa La-Nina yang terjadi pada bulan Oktober – Desember berdampak pada peningkatan akumulasi curah hujan bulanan jauh di atas normal.
"Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir," kata Reni melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Minggu, 11 Oktober 2020.
Baca juga:
- La Nina, BMKG: Waspada Banjir dan Pohon Tumbang di Malang
- Jateng Bersiap Hadapi Bencana di Musim Hujan Imbas La Nina
- BMKG: Waspadai Bencana di Musim Pancaroba Yogyakarta
Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, nilai anomali telah melewati angka -0.5 derajat celcius, menjadi ambang batas kategori La Nina. Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut pada Agustus 2020 masing-masing adalah -0.6 derajat celcius. Sedangkan pada September 2020 mencapai -0.9 derajat celcius.
Sehingga BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020. Diperkirakan mulai menyeluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.
"Catatan historis iklim di Yogyakarta, bahwa La-Nina yang terjadi pada bulan Oktober – Desember berdampak pada peningkatan akumulasi curah hujan bulanan jauh di atas normal," ucapnya.
Para pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir. Misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.
Masyarakat diimbau agar terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Sementara itu, beberapa zona musim di wilayah Yogyakarta yang akan memasuki musim hujan pada pertengahan bulan Oktober hingga akhir Oktober 2020 meliputi wilayah Sleman bagian barat dan utara, Kulon Progo bagian utara, Sleman bagian timur, sebagian besar Bantul, dan Kulon Progo bagian selatan. Pada awal November 2020 meliputi sebagian besar wilayah Gunungkidul dan Bantul bagian timur.[]