Kurdi di Suriah Khawatir Atas Serangan Drone Turki

Pasukan Kurdi yang didukung AS di Suriah semakin khawatir dengan gelombang serangan pesawat nirawak Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menandatangani drone di pangkalan udara militer di Batman, Turki, 3 Februari 2018. Militer Turki mengatakan dua tentaranya tewas di Suriah (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah mengatakan mereka semakin khawatir dengan gelombang serangan pesawat nirawak Turki terhadap para komandan mereka di Suriah timur laut.

Turki dilaporkan melakukan puluhan serangan udara pekan lalu, termasuk beberapa dengan pesawat nirawak, terhadap posisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), aliansi militer pimpinan Kurdi yang telah menjadi mitra utama AS dalam perang melawan kelompok ISIS.

Turki menganggap SDF dan elemen utamanya, Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebagai perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berbasis di Turki, sebuah kelompok militan yang masukkan ke dalam daftar teroris oleh Washington dan Ankara. Namun, Amerika membedakan kedua kelompok Kurdi itu.

Pejuang Tentara Pembebasan SuriahPejuang Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Turki menerbangkan drone di pedesaan Afrin Utara, Suriah, 15 Februari 2018 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Khalil Ashawi)

"Turki baru-baru ini meningkatkan serangan pesawat nirawaknya terhadap titik-titik militer dan para komandan kami di Suriah timur laut, di tempat-tempat seperti Kobani, Tell Tamer dan yang terbaru di Qamishli,” kata Shervan Darwish, juru bicara dewan militer Manbij yang berafiliasi dengan SDF.

“Iklim politik saat ini tidak membantu Turki untuk melakukan operasi darat skala besar. Jadi, mereka menggunakan drone dan serangan udara untuk memperluas operasi mereka,” katanya kepada VOA.

SDF mengatakan serangan pesawat nirawak Turki menewaskan salah satu komandan berpangkat tinggi di dekat Kota Qamishli pada Minggu (22/8). Beberapa komandan SDF lainnya menjadi sasaran minggu lalu dalam serangan pesawat nirawak Turki lainnya yang dilaporkan di kota Tell Tamer yang dikuasai SDF.

Seorang tentara TurkiSeorang tentara Turki mengibarkan bendera di Gunung Barsaya, timur laut Afrin, Suriah, 28 Januari 2018 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Khalil Ashawi)

AS 'Sangat Prihatin'

Pada Senin, 23 Agustus 2021, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada VOA bahwa “Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan mengenai peningkatan aktivitas militer di Suriah timur laut.” Dia menambahkan Washington mendukung “pemeliharaan garis gencatan senjata saat ini dan mendesak semua pihak untuk mengurangi eskalasi.”

Dalam surat bipartisan yang ditujukan kepada Menteri Luar Negeri AS, Antony , sebelumnya bulan ini, 27 anggota Kongres AS menyatakan keprihatinan atas rencana Turki untuk mengembangkan industri drone bersenjatanya.

Penggunaan pesawat nirawak Turki “telah mengacaukan beberapa wilayah di dunia dan mengancam kepentingan Amerika, sekutu dan mitra-mitranya, AS,” kata surat itu (lt/em)/voaindonesia.com. []

Baca juga: Kurdi Suriah Optimistis Joe Biden Lanjutkan Dukungan

Baca juga: Turki Beli Rudal Patriot AS untuk Gempur Suriah

Baca juga: Turki Tak Bisa Tampung Lagi Pengungsi Suriah

Baca juga: 365.000 Pengungsi Pulang ke Suriah

Berita terkait
Kurdi Khawatir Amerika Juga Keluar dari Irak dan Suriah
Minoritas Kurdi di Irak dan Suriah menganggap kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) penting untuk melindungi mereka
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck