Kunci Pertumbuhan Ekonomi Tekan Covid-19 Sampai Hilang

Presiden memandang bahwa kebijakan PPKM skala mikro darurat harus dilakukan untuk tekan angka Covid-19 agar persoalan ekonomi bisa diselesaikan
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Munas VIII Kadin di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Rabu, 30 Juni 2021 (Foto: presidenri.go.id - BPMI Setpres/Laily Rachev)

Kendari - Pandemi Covid-19 telah berdampak signifikan pada kondisi ekonomi, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi global. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa untuk menyelesaikan persoalan ekonomi nasional, maka caranya adalah dengan menekan angka Covid-19 hingga sepenuhnya hilang dari Indonesia.

“Kunci dari urusan ekonomi yang kita hadapi ini adalah bagaimana Covid ini dikurangi, ditekan agar hilang dari Bumi Pertiwi ini,” ujar Presiden saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2021 yang digelar di halaman Masjid Al-Alam, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu, 30 Juni 2021.

Menurut Presiden, jika dilihat secara detail maka kenaikan kasus Covid-19 selalu memiliki pengaruh pada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Ketika pembatasan secara ketat dilakukan sehingga mobilitas masyarakat turun, maka kasus Covid-19 pun ikut turun yang berdampak pada naiknya angka IKK.

jokowi tinjau vaksinasi di baliPresiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara massal dalam kunjungan kerja ke Provinsi Bali, 16 Maret 2021 (Foto: presidenri.go.id - BPMI Setpres/Laily RE)

Kenaikan kasus Covid-19 juga turut memengaruhi Indeks Penjualan Ritel di mana hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain seperti Thailand. Sementara itu, dari indikator perekonomian lainnya seperti Purchasing Manager Index untuk manufaktur, Kepala Negara sendiri melihat ada geliat optimisme dari para pelaku usaha.

“Kalau melihat angka-angka, misalnya Purchasing Manager Index untuk manufaktur, dibanding sebelum pandemi, sekarang ini berada pada posisi yang tinggi sekali. Sebelum pandemi, itu 51. Sekarang pada posisi 55,3 di bulan Mei kemarin, tinggi sekali. Artinya ada optimisme di situ,” ujar Presiden Jokowi.

Dari sisi suplai juga sama, di mana produksi mulai menggeliat. Ekspor juga tumbuh 58 persen yang dibarengi dengan tumbuhnya impor bahan baku sebesar 79%. Sementara impor barang modal tumbuh 35%.

“Konsumsi listrik untuk industri juga tumbuh 28%. Ini optimisme ada, tetapi problem-nya ada di Covid-19 yang belum bisa kita tekan, kita kurangi, dan kita selesaikan,” imbuhnya.

Dari sisi permintaan atau demand, optimisme juga terlihat tumbuh di mana konsumsi terus menguat. Salah satu indikatornya, Indeks Kepercayaan Konsumen yang dulu di Februari berada pada angka 85 persen, sekarang sudah mencapai 104,4%. Demikian halnya dengan mobilitas bulanan yang naik dari minus dua persen di bulan Februari, sekarang sudah berada di angka 5,2%.

“Indeks Penjualan Ritel juga tumbuh 12,9%. Konsumsi semen juga tumbuh 19,2%. Penjualan kendaraan niaga tumbuh 783%. Ini angka-angka yang menurut saya sangat fantastis kenaikannya,” ujar Preisen Jokowi.

jokowi di mabes polriPresiden Jokowi tinjau vaksinasi Covid-19 massal di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, 26 Juni 2021 (Foto: presidenri.go.id/BPMI Setpres/Rusman)

Melihat situasi-situasi yang telah dipaparkan tersebut, Presiden memandang bahwa kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro darurat harus dilakukan untuk menekan angka Covid-19 sebanyak-banyaknya sehingga persoalan ekonomi bisa diselesaikan. Presiden optimistis bahwa angka pertumbuhan ekonomi nasional bisa tumbuh positif di kuartal kedua tahun 2021.

“Sekali lagi, seperti tadi disampaikan juga oleh Ketua Kadin, kita semua masih optimistis bahwa di kuartal kedua, dari yang sebelumnya kuartal satu minus 0,74% persen, di kuartal kedua kita masih optimistis akan tumbuh insyaallah kurang lebih 7% persen,” kata Presiden Jokowi (BPMI Setpres)/presidenri.go.id. []

Berita terkait
Menkes Minta Ganjar Pranowo Dampingi Bupati Kudus Tangani Covid
Menkes secara khusus menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memintanya mendampingi Bupati Kudus tangani lonjakan Covid-19.
Satgas Minta Pemda di Jawa Berkerja Sama Tangani Covid-19
Satgas Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah beserta masyarakat di Pulau Jawa bekerja sama menangani lonjakan Covid-19 di Tanah Air.
Sebut DKI Provinsi Terburuk Tangani Covid-19, Menkes Minta Maaf
Menkes mengatakan telah terjadi kesalahpahaman terhadap penilaian Pemprov DKI Jakarta sehingga dirinya menyampaikan permintaan maaf.
0
Setahun Bekerja Satgas BLBI Sita Aset Senilai Rp 22 Triliun
Mahfud MD, mengatakan Satgas BLBI telah menyita tanah seluas 22,3 juta hektar atau senilai Rp 22 triliun setelah setahun bekerja