Yogyakarta - Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pendidikan, juga Kota Pariwisata. Faktatnya kedua sektor ini menjadi lokomotif bagi perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta. Agar Yogyakarta cepat bangkit dari keterpurukan akibat pandemi corona, kedua sektor tersebut sebaiknya dibuka.
Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Yogyakarta Y Sri Susilo mengatakan, untuk membangkitkan kembali ekonomi di era new normal sektor pariwisata dan pendidikan harus kembali dibuka secara bertahap. Sektor pariwisata saat ini sudah dibukan dengan pembatasan tertentu. Namun untuk sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi yang belum buka. Sejauh ini ini terkendala perkuliahan daring.
Dia mengusulkan agar beberapa universitas di DIY menerapkan model kuliah ganda; yakni memadukan sitem tatap muka dan daring atau online. Misalnya, satu satu kelas isi 15 orang, kemudian juga disebarkan lewat YouTube atau Zoom. Sedangkan sisanya tetap melakukannya dengan online.
Menurut dia, jika dunia kampus mulai beroperasi, dengan pembatasan tertentu, akan membuat roda perekonomian sekitar kampus akan berputar. "Jika kampus mulai bergerak secara bertahap dan ada pembatasan, roda perekonomian akan berputar. UMKM sekitar kampus, mulai dari jasa fotokopi, makan, laundry dan lainnya, akan kembali buka. Selam ini mereka tutup," kata Susilo dalam Diskusi Kritis Media di Yogyakarta, Sabtu, 25 Juli 2020.
Jika perlu Pemda memberikan insentif ke kampus memastikan mahasiswa masuk DIY dengan aman.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana sependapat dengan usulan perkuliahan ganda tersebut. Dia meminta agar Pemda DIY berkomunikasi dengan para rektor di DIY membahas agar mahasiswa bisa masuk kampus lagi. Namun dengan catatan, tetap menerapkan protokol kesehatan.
Politikus PKS ini mengungkapkan, di DIY ada 140-an kampus, jika univeristas yang besar kembali membuka kuliah tatap muka dengan pembatasan tertentu, akan mendorong perekonomian. "Namun, Pemda maupun universitas harus memastikan, kuliah tatap muka akan aman. Jika perlu Pemda memberikan insentif ke kampus memastikan mahasiswa masuk DIY dengan aman," tutur Huda.
Menurut dia, aman masuk DIY itu misalnya tes swab atau rapid diagnostic test gratis bagi mahasiswa yang masuk DIY. "Saya kira rembukan dengan pimpinan perguruan tinggi saat ini urgen dilakukan. Kuliah tatap muka bisa kembali dilakukan meski bertahap," ujar Huda.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Miyono mengatakan, membangkitkan perekonomian tidak bisa mendikotomikan aspek kesehatan atau ekonomi dulu. Keduanya harus berjalan simultan. Sektor pariwisata dan pendidikan memang selama ini menjadi penopang utama perekonomian DIY. "Kalau lokomotif pariwisata dan pendidikan bergerak, UMKM juga ikut bergerak," ujarnya. []