Jakarta - Perdana Menteri Italia Mario Draghi menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus Kelompok 20 (G20) pada Selasa, 12 Oktober 2021.
Pada pertemuan kali ini konferensi fokus mebahas permasalahan Afghanistan pasca-Taliban berkuasa dan kekhawatiran munculnya bencana kemanusiaan.
"Titik fokus KTT termasuk dukungan kemanusiaan yang mendesak bagi penduduk Afghanistan, perang melawan terorisme, kebebasan bergerak di dalam negeri dan perbatasan terbuka," kata kantor Draghi dalam sebuah pernyataan singkat, dikutip dari Reuters,
Pertemuan secara virtual dimulai pukul 13.00 waktu setempat dan dijadwalkan berlangsung sekitar dua setengah jam. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan para pemimpin G20 Eropa diharapkan untuk ambil bagian.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang turut bergabung dengan KTT menyoroti peran sentral yang diberikan kepada PBB dalam menangani Afghanistan, ini sebagian akibat karena banyak negara yang tidak menginginkan hubungan langsung dengan Taliban.
Titik fokus KTT termasuk dukungan kemanusiaan yang mendesak bagi penduduk Afghanistan, perang melawan terorisme, kebebasan bergerak di dalam negeri dan perbatasan terbuka.
Sebelumnya, Guterres menyatakan bahwa PBB melakukan operasi bantuan besar-besaran.
"Krisis ini mempengaruhi setidaknya 18 juta orang setengah dari populasi negara itu," kata Guterres kepada wartawan di New York pada Senin, 11 Oktober 2021.
Dalam KTT tersebut, China secara terbuka menuntut agar sanksi ekonomi terhadap Afghanistan dicabut dan miliaran dolar aset internasional Afghanistan dicairkan dan dikembalikan ke Kabul. Namun, AS dan Inggris menentang hal ini.
Sedangkan dua negara tetangga Afghanistan, Pakistan dan Iran, tidak diundang untuk bergabung dalam KTT Khusus G20. Namun Qatar yang telah memainkan peran kunci sebagai lawan bicara antara Taliban dan Barat, ikut ambil bagian.
Afghanistan pada telah mengalami kehancuran ekonomi Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus. Akibatnya, bank-bank di Afghanistan kehabisan uang, pegawai negeri tidak dibayar, dan harga pangan melonjak. []
Baca Juga
- Pasukan Taliban Tunda Umumkan Pemerintahan Baru
- Taliban Gempur Kelompok Oposisi di Wilayah Panjshir
- Uni Eropa: Kemenangan Taliban Tamparan Keras untuk Barat
- Pasukan Taliban Pawai Bawa Senjata Nyatakan Kemerdekaan