Kronologi Ricuh Ucapan Selamat di Acara Relawan Prabowo

Kericuhan 'ucapan selamat' mewarnai acara konsolidasi dan pernyataan sikap relawan Prabowo-Sandiaga.
Irsyad datang ke Polres Metro Jakarta Pusat. (Foto: Antara/Abu Faizal)

Jakarta - Kericuhan mewarnai acara konsolidasi dan pernyataan sikap Koalisi dan Relawan Prabowo-Sandi (Korpas) setelah putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Mulanya, acara yang dihelat di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Setia Budi, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Selasa 2 Juli 2019 itu berlangsung kondusif. Seluruh relawan sempat mengaminkan saat Florence, yang bertindak selaku perwakilan dari Korpas, membacakan pernyataan sikap dari secarik kertas.

Kami menolak atas penyataan sikap hari ini.

Namun, ketika bagian akhir dari sikap dibacakan, sekelompok relawan dari arah luar ruangan masuk memprotes pernyataan yang dianggap memberikan ucapan selamat kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

Kelompok relawan itu kemudian meminta panitia menarik pernyataan tersebut. Beberapa, bahkan mencabut paksa spanduk dan poster acara sembari mengajak relawan lain untuk bersama-sama meninggalkan lokasi dan tidak memakan makanan yang disediakan.

"Kami menolak atas penyataan sikap hari ini," kata seorang relawan. " Ini jebakan," sambut relawan lain.

JokowiPresiden dan wakil presiden terpilih Jokowi dan KH Ma'ruf Amin saat menerima Surat Keputusan Penetapan dari Ketua KPU RI Arief Budiman di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019). (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

"Saya mendapat broadcast, siapa penanggungjawabnya, tidak tahu, saling lempar. Kami bukan mendukung Prabowo, tapi kami ingin ada perubahan jika seperti itu kami hanya dijadikan alat politik," ujar Gus Ali, salah satu simpatisan yang datang dari Yogyakarta kepada Antara.

Sementara itu, Florence yang membacakan pernyataan sikap mengaku hanya diundang sebagai pembicara, namun justru diminta untuk membacakan naskah tersebut. Teks disebut relawan berisi pernyataan Sandiaga Uno, yang ditambahkan beberapa kalimat bernada dukungan untuk pemerintahan baru.

"Saya datang ke sini sebagai pembicara, saya diundang, tetapi saya disuruh membacakan deklarasi," kata Florence.

Anhar, salah satu panitia mengaku akan bertanggung jawab atas insiden yang sempat membuat heboh itu. "Saya sebagai panitia akan bertanggungjawab atas kericuhan ini," ujar dia.

Dilaporkan ke Polisi

Seorang relawan bernama Irsyad Ahmad Alaydrus kemudian melaporkan panitia penyelenggara ke kepolisian resort (Polres) Metro Jaksel. Menurutnya, ada tiga hal yang menyebabkan kesalahpahaman antar relawan tersebut.

"Pertama, masalah daftar nama undangan. Tadi sempat disangka hilang ternyata sudah diamankan oleh panitia," kata Irsyad.

Kehilangan itu sempat dikira akan disalahgunakan untuk hal yang merugikan kubu 02, ternyata diamankan oleh salah satu panitia acara saat antarpendukung berseteru atau terjadi kericuhan. Pihak terlapor, Anhar, menyatakan tidak tahu menahu tentang perihal daftar nama tamu yang dipermasalahkan itu.

"Daftar nama itu bukan kami yang menginisiasinya, melainkan pihak hotel. Jadi wajar kalau kami awalnya tidak tahu keberadaannya," kata Anhar.

Kedua, pihak Irsyad selaku pelapor mempermasalahkan surat berisi dukungan relawan pada pasangan pemenang Pemilihan Presiden 2019.

"Yang dipermasalahkan bukan poin pernyataan di dalamnya, tapi karena sebagian tamu tidak mendapat salinan surat dukungan tersebut," ujar Irsyad.

Jokowi - PrabowoCapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

Oleh sebab itu, seorang panitia, Nur Laela, membacakan surat itu agar dapat didengar seluruh tamu yang hadir untuk disetujui atau tidak.

"Mendengar surat itu dibacakan di depan, mereka yang tidak mendapat salinan langsung protes karena menyangka itu sudah diputuskan tanpa persetujuan mereka," ujar Anhar.

Sedangkan poin ketiga yang dipermasalahkan, menurut Irsyad, adalah adanya sumbangan Rp 10 juta oleh pihak yang dirahasiakan.

Atas hal ini, Irsyad sempat salah paham dengan Anhar. Ia menduga konsolidasi itu diadakan oleh pihak yang menginginkan perpecahan di antara pendukung kubu 02.

"Tapi di dalam, ternyata Pak Anhar mengaku kurang mengenal orang tersebut," ujar Irsyad.

Pihak kepolisian kemudian melakukan mediasi kepada kedua pihak yang berselisih. Pukul 20.30, proses mediasi berakhir damai setelah Irsyad membubuhkan tanda tangan surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya. Irsyad langsung menyalami Anhar sesaat sebelum meninggalkan kantor Polres Setiabudi.

Keduanya juga menandatangani sebuah surat yang ditulis oleh Anhar berupa 'Apabila ada kegiatan serupa tanpa sepengetahuan Anhar, dia tidak bertanggungjawab sepenuhnya melainkan tanggung jawab penyandang dana.

Usai mediasi Irsyad membantah telah terjadi kericuhan dalam acara tersebut. Ia merasa peristiwa itu hanya kesalahpahaman dan tidak mengganggu konsolidasi antarpendukung Prabowo-Sandiaga.

"Sudah selesai, tadi bang Anhar sudah menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya," kata Irsyad, di Polres Setiabudi.

"Ketegangan bukan kericuhan, tadi kan dilihat. Kita bicara dengan baik-baik saja di dalam," kata dia, menegaskan.

Baca juga:

Berita terkait
0
Kementan Pastikan Kembali, Ketersediaan Hewan Ternak Aman
Kementan menggelar talk show Tani on Stage di halaman Masjid Baiturrahman Kaum, Kampung Seuseupan, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.