Kronologi Jokowi Dituduh Pakai Jimat Pilpres 2019

Jokowi dituduh pakai jimat untuk Pilpres 2019 oleh Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar berpose di akun media sosial miliknya. (Foto: Twitter/MusniUmar

Jakarta - Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar, menuduh capres nomor urut 01 Joko Widodo menggunakan jimat sekaligus melakukan perang ghaib demi mempertahankan kekuasaannya sebagai presiden. Belakangan, Musni meminta maaf.

Berawal ketika Musni lewat akun Twitternya menyebut Jokowi memiliki jimat (pulung) yang bisa membantunya duduk di kursi presiden periode kedua.

"Jokowi pitulungan. Sekarang sedang perang ilmu gaib untuk pertahankan Jokowi," cuit Musni melalui Twitternya yang kini telah dihapus.


Cuitan Rektor Universitas Ibnu ChaldunCuitan Rektor Universitas Ibnu Chaldun. (Foto: Twitter)

Menyadari cuitannya tersebut bakal berbuntut panjang, Musni lantas meminta maaf sembari mencoba memberikan penjelasan. Menurutnya, cuitannya soal pulung ia kutip dari seseorang bernama Anto.

"Sehubungan ada tulisan saya di Twitter tentang 'Pulung' yang banyak timbulkan reaksi negatif, saya mohon maaf kepada semua yang disebut dalam tulisan itu, yang saya kutip semuanya dari Mas Anto. Sebagai sosiolog saya sering tulis pandangan yang tumbuh dan diyakini masyarakat. Yang belum tentu sesuai pandangan saya. Mohon maaf semua," cuit Musni di akun Twitternya, dikutip Tagar pada Sabtu 11 Mei 2019.

Dia kemudian mengunggah video lengkap berisi penjelasan dan permohonan maaf kepada publik lewat kanal YouTube. Berikut transkrip video penjelasan berdurasi 5 menit 27 detik tersebut.

"...Kepada seluruh masyarakat, bahwa beberapa waktu lalu saya menulis di Twitter tentang pulung. Sumber tulisan ini dari telepon saudara Kunto (di cuit permintaan maaf, tertulis Anto) yang saat itu mengaku dari Surabaya. Dia mengenal saya melalui pemberitaan di media dan kemudian dia menelpon saya dan memberitahukan bahwa pemimpin Indonesia dari waktu ke waktu itu mengamalkan pulung.

Sehubungan dengan itu, karena saya menulis ada Bung Karno, ada Pak Harto ada Pak Habibie, ada Pak Gus Dur, ada Pak SBY, ada Ibu Ani dan terakhir Pak Jokowi, maka dengan ini saya ingin minta maaf. Pertama kepada keluarga Bung Karno, kedua kepada keluarga Pak Harto, ketiga kepada Profesor BJ Habibie dan keluarga, kemudian keempat kepada keluarga KH Abdurrahman Wahid, kelima Profesor Pak SBY dan Ibu Ani dan terakhir Pak Jokowi sekeluarga.

Khusus Pak Jokowi, saya ingin ucapkan sekali lagi mohon maaf karena apa yang ditulis di media yang menyebutkan bahwa Rektor Universitas Ibnu Chaldun berkata Jokowi memakai jimat untuk dipilih kembali sebagai presiden, sama sekali di dalam tulisan saya di Twitter tidak menyebutkan seperti itu, ini diplintir, untuk memfitnah, untuk menyebarluaskan hoaks yang sama sekali tidak benar adanya.

Oleh karena itu sekali lagi, pemberitaan di media saya sampaikan sama sekali tidak benar. Kemudian saya mendoakan dan sekaligus memaafkan kepada mereka yang mencerca saya yang mengaitkan dengan Universitas Ibnu Chaldun dan menyebut bahwa universitas ini kurang baik, saya ingin menegaskan bahwa Universitas Ibnu Chaldun yang didirikan pada 11 Juni 1956 telah berusia 63 tahun memiliki reputasi tinggi, telah melahirkan banyak tokoh. Misalnya kita kenal di masa dahulu ada almarhum AM Fatwa, beliau adalah alumnus dari Universitas Ibnu Chaldun.

Kemudian ada Profesor Doktor KH Ma'ruf Amin juga alumnus Universitas Ibnu Chaldun, kemudian Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR dan juga Sekjen DPP Gerindra, beliau juga alumnus Universitas Ibnu Chaldun dan masih banyak lagi alumni-alumni yang terkenal di masyarakat dan mempunyai reputasi yang tinggi.

Semoga dengan adanya pemberitaan ini dan hinaan kepada Universitas Ibnu Chaldun, Allah semakin meninggikan kedudukan dan martabat Universitas Ibnu Chaldul dan saya tegaskan kembali, saya memaafkan kepada mereka yang mengaitkan saya dengan Universitas Ibnu Chaldun, dan saya yakin karena mereka tidak tahu.

Sekali lagi, saya mohon maaf kepada para pemimpin bangsa, teristimewa kepada Pak Jokowi karena apa yang ditulis media dan telah disiarkan secara luas di WA dan berbagai pemberitaan itu sama sekali tidak benar. Insyaallah tidak akan saya melakukan, saya menghormati Pak Jokowi dan keluarga, bahwa beliau adalah Presiden Republik Indonesia, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih...,".

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.