Kronologi Jatuhnya Pemanjat Tebing di Makassar

FPTI Sulsel mengatakan, jatuhnya penggiat panjat tebing Muladi Aminudin karena murni kecelakaan atau Human Eror.
Ketua umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sulsel. (Foto: Tagar/Ist)

Makassar - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sulawesi Selatan akhirnya angkat bicara terkait meninggalnya salah seorang penggiat panjat tebing, Muladi Aminuddin, saat latihan di papan panjat (Wall Climbing), di Taman Pakui Sayang, Jalan AP. Pettarani, Kota Makassar. Dia mengatakan, jatuhnya Muladi Aminudin karena murni kecelakaan atau Human Eror.

Ketua Umum FPTI Sulsel, Imam Subekti mengatakan, Muladi mengalami kecelakaan saat latihan panjat dinding pada Minggu, 26 Juli 2020, sore. Pada saat itu, Muladi ke Tama Pakui Sayang dengan membawa kedua anaknya.

Almarhum memanjat papan panjat melalui sisi belakang. Setibanya di top, almarhum kemudian mengunakan ikatan tarik untuk turun ke bawah tanpa memasang cowstail (pengaman sementara).

"Almarhum bersama putra dan putrinya, datang ke papan panjat dinding (Wall Climbing) Taman Pakui Sayang Makassar, Jalan Pettarani untuk berlatih panjat tebing," kata Imam, Selasa 28 Juli 2020.

Berita terkait:

Imam menerangkan, bahwa peristiwa naas itu terjadi setelah prosesi latihan panjat dinding ini telah berakhir atau selesai. Muladi kemudian bertugas untuk membersihkan alat atau tali karmantel yang digunakan saat latihan panjat dinding.

Namun, saat ia berada bagian teratas papan manjat atau Top Wall dan hendak turun, tiba-tiba langsung terjatuh.

"Dari hasil keterangan sejumlah saksi, saat memasuki waktu magrib, almarhum hendak melepas pengamanan dan tali karmantel yang digunakan saat latihan dari top wall. Almarhum memanjat papan panjat melalui sisi belakang. Setibanya di top, almarhum kemudian mengunakan ikatan tarik untuk turun ke bawah tanpa memasang cowstail (pengaman sementara). Naasnya, menurut saksi, ikatan yang digunakan oleh almarhum terlepas dan ia terjatuh," papar Imam.

Kemudian, Muliadi langsung dievakuasi oleh teman-temannya ke Rumah Sakit Sandi Karsa untuk diberikan pertolongan medis. Tapi karena luka yang dialaminya cukup parah, sehingga Muliadi dirujuk ke Rumah Sakit Faisal. Tapi, setelah dia diberikan perawatan medis, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.

"Muladi Aminuddin meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di RS Islam Faisal Makassar," tambahnya.

Musibah ini lanjut Imam, tengah diselidiki oleh FPTI Sulsel. Dia juga tengah menggodok tata tertib yang harus diterapkan di fasilitas umum yang menyiapkan Wall Climbing. Hal ini, agar tidak ada lagi kejadian serupa.

Dalam peristiwa ini, selaku Ketua FPTI Sulsel, Imam Subekti juga menyampaikan, jika musibah yang menimpa Muliadi adalah duka bagi FPTI Sulsel dan juga duka bagi seluruh para penggiat olahraga panjat tebing.

Bahkan, pernyataan duka cita itu juga datang dari Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI (PP FPTI), Yenny Wahid. Melalui via telepon, anak kandung mantan Presiden Indonesia, Gus Dur itu turut menyampaikan bela sungkawanya.

"Bu Ketum (Yenny Wahid) melalui Ketua 1 PP FPTI, Mas pey telpon saya langsung dan minta kami untuk sesegera mungkin menyikapi kejadian hal ini agar tak terulang," jelas Imam. []

Berita terkait
Petugas Temukan Wanita Terbakar di Mess THM Makassar
Seorang wanita ikut terbakar di mess THM di Kota Makassar. Begini kondisinya saat ditemukan.
Pemkot Makassar Perpanjang Pembatasan Masuk Makassar
Pemerintah Kota Makassar akan memperpanjang masa pembatasan keluar masuknya orang ke Makassar. Ini alasannya.
Operasi Patuh, Ratusan Pengendara Ditilang di Makassar
Operasi patuh yang telah dilaksanakan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes menjaring puluhan kendaraan yang tak memiliki surat yang lengkap.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.