Krisis Akibat Pandemi, Indef: Pengusaha Jauh Lebih Siap

Peneliti Indef Media Wahyudi Askar menilai pengusaha jauh lebih siap menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dibandingkan krisis 1998.
Ilustrasi Uang (Foto: Pixabay)

Jakarta - Peneliti Institute for Developement of Economics and Finance (Indef), Media Wahyudi Askar menilai pengusaha jauh lebih siap menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dibandingkan dengan yang pernah terjadi di tahun 1960-an sampai 1970-an bahkan krisis moneter di tahun 1998.

"Pengusaha jauh lebih siap dan karena ini krisis global jadi adjusment yang dilakukan itu harusnya  lebih mudah karena kita otomatis akan melihat bagaimana proyeksi ekonomi ke depan secara global, artinya semuanya berantakan tidak cuma Indonesia saja yang kewalahan," katanya saat dihubungi Tagar, Jumat, 25 September 2020.

Secara ekonomi, makro Indonesia mungkin masih kuat untuk satu atau dua tahun.

Untuk itu menurut Media, kita harus bisa melihat pola-pola sukses yang dilakukan negara lain untuk keluar dari resesi dan adjusment-nya jauh lebih simpel dibandingkan tahun 1998. Krisis di tahun 1998 kita perlu menstrukturisasi ekonomi yang sangat fundamental tidak hanya dari segi keuangan makro tapi dari segi kelembagaan.

"Banyak lembaga yang dihilangkan, proyeksi strategi nasional dihapus, jadi memang 1000 persen sangat terpengaruh lah pokoknya zaman itu," ucap Media.

Meski krisis saat ini tidak seporadis tahun 1998, kata Media, tetap ada batas waktunya untuk memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. "Kalau seandainya tahun 2020 atau 2021 ini tidak bisa cepat recovery-nya ini berbahaya sekali, ibarat kata sekarang kita sudah nombok dengan duit yang ada," ujarnya.

Menurut dia, secara ekonomi makro Indonesia mungkin masih kuat untuk satu atau dua tahun. Namun, jika tidak recovery dengan cepat dan kasus masih banyak itu berbahaya untuk ekonomi ke depannya. "Efeknya domino khususnya untuk generasi kita, karena kalau seandainya tidak recovery pemerintah mau atau tidak mau utang, yang bayar nanti juga kita, ketika kita tua nanti sudah tidak dapat jaminan kesehatan lagi takutnya," tutur Media.

Sebelumnya, Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Viktor S. Sirait mengingatkan pemerintah soal potensi krisis ekonomi tahun ini. Bara JP merujuk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal dua dan tiga tahun ini yang diperkirakan negatif akibat pandemi Covid-19.  

"Ini namanya krisis ekonomi kalau dua kuartal itu tumbuh negatif," kata Viktor S. Sirait dalam seminar web bertajuk 'UMKM sebagai Pilar Pemulihan Ekonomi Nasional', Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020.  []

 

Berita terkait
Kepala BKF: Resesi Sudah Terlihat Sejak Kuartal I 2020
Menurut Kepala BKF Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu Indonesia sudah terlihat akan resesi sejak kuartal I tahun 2020. Kuartal IV bisa membaik
Rizal Ramli: Indonesia Sudah Resesi Sejak Kuartal II 2020
Ekonom senior Rizal Ramli menilai sebenarnya Indonesia sudah mengalami resesi sejak kuartal II 2020.
Resesi, Rizal Ramli: Masyarakat Harus Pintar Kelola Keuangan
Ekonom senior Rizal Ramli mengingatkan masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah agar berhati-hati mengelola keuangan di tengah krisis.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.