Konflik TNI Vs Polri di Ciracas Fenomena Gunung Es

Ardi Manto Adiputra mengatakan masih banyak kasus yang melibatkan TNI versus Polri yang hingga kini belum diselesaikan.
Markas Polsek Ciracas Jakarta Timur ditutupi tripleks setelah mengalami penyerangan oleh massa sekitar 200 orang pada Selasa jelang tengah malam (11/12/2018). (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna)

Jakarta - Koordinator Peneliti Imparsial Ardi Manto Adiputra menyebut kasus penyerangan Polsek Ciracas beberapa waktu lalu hanya puncak gunung es yang terjadi antara TNI dan Polri. Menurutnya, masih banyak kasus melibatkan kedua institusi tersebut hingga kini belum terselesaikan.

"Jika kita lihat pada peristiwa-peristiwa sebelumnya seperti di Medan pada 2002, kemudian di Batam, penyerangan markas Brimob, dan yang terjadi di tempat lain, menunjukkan bahwa kedua aparat negara yang dipersenjatai ini rentan terhadap terjadinya gesekan di lapangan," kata Ardi, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Tagar TV, Minggu, 6 September 2020.

Maka jangan heran jika ke depannya kejadian seperti ini akan kembali terulang.

Ardi menyarankan, penyelesaian konflik antarkedua institusi keamanan negara itu sebaiknya jangan hanya dilakukan oleh elite atau pada level pimpinan saja, terpenting harus menyentuh pada akar-akar persoalan yang menyangkut konflik TNI-Polri.

Baca juga: Murka, Andika Perkasa Pecat Penyerang Polsek Ciracas

"Jika tidak ada penyelesaian yang tuntas, maka jangan heran jika ke depannya kejadian seperti ini akan kembali terulang. Dalam kasus ini kita belum ada penyelesaian dari kedua belah pihak, meskipun pimpinan TNI AD sudah angkat bicara, sama seperti kasus 2018 hingga saat ini belum ada penyelesaian konkret," ucapnya.


Sejatinya, gesekan TNI vs Polri tidak hanya menggores kedua institusi tersebut, karena masyarakat pun merasa dirugikan. Oleh sebab itu, penting bagi keduanya saling membangun paradigma dan peran sosial di dalam sistem ketatanegaraan.

"Membangun pemahaman itu masih menjadi tugas yang harus diselesaikan. Hal ini bukan hanya merugikan institusi TNI atau Polri, tetapi juga merugikan masyarakat dan juga bangsa," ujar Ardi.

Baca juga: Polsek Ciracas Diserang karena Hoaks Personel TNI

Polsek CiracasMobil polisi di Polsek Ciracas dirusak massa tak dikenal pada Selasa jelang tengah malam (11/12/2018). (Foto: Morteza Syariati Albanna)

Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Ciracas di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, lagi-lagi diserang pada Sabtu, 29 Agustus 2020 lalu. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan insiden penyerangan dan aksi vandalisme oleh sekelompok anggota tentara di Mapolsek Ciracas, murni disebabkan oleh berita hoaks yang disebarkan oleh salah satu personel TNI berpangkat Prajurit Dua (Prada) MI.

Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal TNI Andika Perkasa, memastikan prajurit militer yang terlibat dalam penyerangan Markas Polsek Ciracas, Jakarta, akan dikenakan sanksi pidana, bahkan pemecatan dari kedinasan TNI AD.

Untuk diketahui, sedikitnya ada 29 pelaku penyerangan Polsek Ciracas sudah berstatus sebagai tersangka. Saat ini mereka ditahan. Para tersangka kabarnya berasal dari 51 prajurit AD dari 19 kesatuan yang sebelumnya sempat diperiksa sebagai saksi. Adapun pemeriksaan terhadap 21 prajurit lainnya hingga kini masih berjalan dan satu prajurit dipulangkan karena tidak ditemukan dugaan keterlibatannya. []

Berita terkait
Polsek Ciracas Diserang, TNI - Polri Jangan Terpancing
Pengamat Militer, Al Araf, meminta pimpinan TNI dan Polri mengontrol anggotanya menyusul insiden penyerangan di Mapolsek Ciracas.
Peneror Polsek Ciracas Berpola Terlatih dan Rapi
Pakar intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menanggapi aksi teror di Polsek Ciracas menunjukkan pola serangan aksi terlatih dan rapi.
Polsek Ciracas Diserang Dua Kali, Polisi Dalami Kaitan
Perusakan Polsek Ciracas Jakarta Timur oleh sejumlah massa sudah terjadi dua kali. Untuk itu kepolisian tengah mendalami keterkaitannya.
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.