Komunitas Batak Ulosi GM Geopark Kaldera Toba

Telah membuahkan hasil dengan dinyatakan lulus sebagai Geopark Kaldera Toba Unesco di Lombok, pada 31 Agustus 2019.
Komunitas Ulos dan Komunitas Kawasan Danau Toba memberikan ulos kepada Hidayati (nomor tiga dari kanan). (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Geopark Kaldera Toba, perwujudan taman bumi yang diakibatkan dari letusan gunung Toba, kini menjadi kawasan Danau Toba sebagai tujuan wisata dunia, dan masuk sebagai aset dunia, yang disebut Unesco Geopark Kaldera Toba.

Lewat perjuangan yang panjang, mengorbankan waktu, materi dan perasaan, telah membuahkan hasil dengan dinyatakan lulus sebagai Geopark Kaldera Toba Unesco di Lombok, pada 31 Agustus 2019.

Secara resminya nanti akan di-publish di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di bulan April 2020 mendatang dan di bulan September, sertifikat Geopark Kaldera Toba Unesco akan diberikan pada pertemuan Unesco di Korea Selatan (Seoul).

Mengapresiasi perjuangan yang panjang ini, Komunitas Ulos dan Komunitas Kawasan Danau Toba memberikan apresiasi kepada Dr Hidayati sebagai GM Geopark Kaldera Toba.

Mereka memberikan ulos sebagai bentuk penghargaan itu di ruang rapat Dinas Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara, Jalan Iskandar Muda Medan, Senin 9 September 2019.

Terima kasih kepada semua pihak, khususnya masyarakat Batak dan kawasan Danau Toba

Ketua Komunitas Ulos Nelly boru Sihite mengatakan, Hidayati sudah memberikan dedikasinya buat masyarakat Batak atau Toba khususnya kawasan Danau Toba.

"Kami suku Batak telah berutang, yang artinya kami juga akan mengawal Ibu Hidayati dalam melanjutkan Unesco Geopark Kaldera Toba pada April 2020 di Korea Selatan (Seoul)," kata dia.

Dalam kesempatan itu, apresiasi juga diterima oleh Hidayati selaku Kepala Dinas Keluarga Berencana, disampaikan tokoh Danau Toba, yaitu Efendy Naibaho yang juga Ketua Yayasan Pusuk Buhit. Dedikasi yang diberikan Hidayati sangat berdampak positif.

Komunitas Kawasan Danau Toba, yang diwakili Osriel Limbong, Ridwanto Simanjuntak, Sipa Munthe, Tania Sembiring Depari, Iwan Ginting beramai-ramai memberikan ulos Toba, Simalungun dan Karo.

"Masyarakat berbagai suku yang ada di kawasan Danau Toba sangat bangga dan terbangun motivasinya untuk bangkit sebagai masyarakat yang siap menyongsong Geopark Kaldera Toba Unesco," kata Osril.

Hidayati dalam acara tersebut kaget dengan aksi spontan dua komunitas ini. Dia kemudian mengatakan terima kasih atas perhatian dan kerja sama semua pihak.

"Terima kasih kepada semua pihak, khususnya masyarakat Batak dan kawasan Danau Toba, mohon didoakan terus agar usaha dan upaya kita ini dapat mensejahterakan masyarakat kawasan Danau Toba lewat Geopark Kaldera Toba Unesco, di mana jaringan dunia telah mengekspos dan menjual keindahan Danau Toba lewat budaya, kelestarian alam dan keunikan Kaldera Toba telah menjadi kunjungan wisata yang mendunia," kata Hidayati. []

Berita terkait
Kenapa Danau Toba Harus Jadi Unesco Global Geopark
Sejak tahun 2011 Danau Toba telah diusulkan menjadi taman bumi global (global geopark) ke Unesco.
Gunung Rinjani Anggota Unesco Global Geopark, Menpar: Kawasan Ini Bakal Nge-hits Lagi
Gunung Rinjani anggota Unesco Global Geopark, Menpar: kawasan ini bakal nge-hits lagi. “Kalau sudah begitu porter, masyarakat yang punya homestay, kuliner, transport semuanya hidup, timbulkan efek domino yang luar biasa," timpal Faozal.
Dukung Masuk Warisan Dunia UNESCO, Ibu Negara Iriana Tanam Pohon di Geopark Toba
Hari kedua di Danau Toba, Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan penanaman pohon di Geopark Toba, Sigulapit, Sumatera Utara, Rabu (18/4).
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.