Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas pastikan komitmennya untuk terus memasok gas alam cair atau LNG untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan.
Arief Setiawan Handoko selaku Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, sektor hulu migas selalu berhasil memenuhi komitmen jumlah kargo LNG untuk sektor kelistrikan dalam negeri.
“Kita tahu bersama bahwa ke depan peran gas alam, termasuk LNG, akan semakin strategis sebagai energi transisi menuju net zero emission. Dalam proses tersebut, SKK Migas memastikan bahwa sektor hulu migas sudah dan tetap akan berkomitmen memasok LNG untuk pembangkit listrik,” ujar Arief.
Perencanaan penggunaan bahan bakar LNG untuk sektor kelistrikan diharapkan dapat dibenahi ke depannya untuk memastikan pasokan aman bagi pembeli dan kesinambungan produksi bagi penjual.
Saat ini, pasokan LNG untuk kelistrikan berasal dari kilang LNG Bontang dan Tangguh. Realisasi pasokan LNG untuk PT PLN (Persero) dari kedua Kilang tersebut adalah 58 kargo di tahun 2019, 40 kargo di 2020, dan 54 kargo di 2021.
“Semua kebutuhan bisa dipenuhi, termasuk beberapa permintaan yang secara tata waktu berubah dari jadwal semula,” ucap Arief.
- Baca Juga: Wow, Sumber Gas Baru Berhasil Ditemukan di Lepas Pantai Balikpapan
- Baca Juga: Melampaui Target, Hulu Migas Setor Pajak hingga Rp 69,6 Triliun
Bahkan menurut catatan SKK Migas, terdapat kargo-kargo yang secara kontraktual sudah disiapkan, namun tidak terserap oleh PLN yaitu sebanyak 13 kargo di tahun 2020 dan 11 kargo di tahun 2021.
Dia menambahkan bahwa di tahun 2022, sektor hulu migas masih tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan LNG dari pembangkit listrik PLN. Hulu Migas telah menyiapkan 58 kargo dari kilang LNG Bontang dan Tangguh.
“Saat ini seluruh pihak terkait sedang memastikan ketersediaan energi untuk kelistrikan, khususnya di kuartal I tahun 2022,” ujarnya.
LNG merupakan komoditas yang butuh waktu untuk menyiapkannya. SKK Migas berharap seluruh kargo yang disiapkan untuk PLN dapat diserap.
“Perencanaan penggunaan bahan bakar LNG untuk sektor kelistrikan diharapkan dapat dibenahi ke depannya untuk memastikan pasokan aman bagi pembeli dan kesinambungan produksi bagi penjual,” kata Arief.
Sektor hulu migas mulai memasok LNG untuk domestik di tahun 2012. Saat itu volume pasokan untuk domestik masih sebesar 14 kargo. Jumlah tersebut terus meningkat dengan angka tertinggi sebesar 60,6 kargo di tahun 2019.
Turunnya permintaan LNG akibat pandemi, di tahun 2020 pasokan LNG untuk domestik turun ke 44,9 kargo. Namun, di 2021, tren kembali naik dengan jumlah pasokan mencapai 56 kargo. Dari pasokan LNG untuk domestik tersebut, pasokan untuk sektor kelistrikan menjadi yang paling tinggi.
- Baca Juga: Kerja Sama Indonesia China Garap Blok Migas di Laut Natuna
- Baca Juga: Pertamina Kawal Ketat Distribusi BBM dan LPG Jelang Tahun Baru
Diketahui pada 2021 silam, dari total pasokan 56 kargo, pasokan untuk sektor kelistrikan mencapai 54 kargo. Sisanya, untuk sektor industri. Artinya, 96,5 persen pasokan LNG untuk domestik digunakan oleh sektor kelistrikan.
Arief menutup dengan mengatakan komitmen untuk mendukung sektor kelistrikan akan terus dijaga seiring semakin strategisnya peranan gas alam sebagai energi transisi.
(Putri Fatimah)