TAGAR.id, Jakarta - Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus mendorong pembangunan digitalisasi, layanan informasi dan komunikasi serta pemberdayaan pelaku usaha mikro dan ultra mikro di Kalimantan Utara (Kaltara).
Hal tersebut diungkapkan saat melakukan pertemuan dengan pejabat Eselon I Kementerian BUMN, pejabat Eselon I Kementerian Perdagangan, serta beberapa jajaran Direktur Utama BUMN lainnya dalam rangka Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, Senin, 8 Agustus 2022.
"Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja reses ke Tarakan bersama perwakilan Kementerian Perdagangan, PT Telkomsel, PT BRI (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) di Provinsi Kalimantan Utara dalam rangka mendukung pembangunan digitalisasi, layanan informasi dan komunikasi, serta pemberdayaan pelaku usaha mikro dan ultra mikro," jelas politisi PDI Perjuangan tersebut dalam sambutannya.
Digitalisasi ini butuh fundamental yaitu konektivitas dimana dari 480 desa baru terkoneksi masih di bawah 300 desa belum sepenuhnya 4G sehingga kedepan kita dorong Telkomsel lebih ekspansif.
Deddy menambahkan dengan meningkatnya harga komoditas akibat dari peningkatan tensi geopolitik global, mulai meningkatnya domestic demand seiring dengan kasus Covid-19 yang semakin melandai serta penurunan level PPKM, Inflasi Kaltara tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.
Selain itu, adanya beberapa kebijakan pemerintah dan momen hari besar keagamaan nasional (HBKN) serta perayaan-perayaan seperti HUT Kaltara, festival budaya turut menjadi pendorong meningkatnya tekanan inflasi pada 2022.
- Baca Juga: Cara Dapatkan Bantuan BLT UMKM 2022 Rp 600.000
- Baca Juga: Simak! Ini Aturan Pajak untuk UMKM di Tahun 2022
"Terkait pembangunan digitalisasi, layanan informasi dan komunikasi, serta pemberdayaan pelaku usaha mikro dan ultra mikro di Kalimantan Utara, Komisi VI DPR RI pada kunjungan kerja reses kali ini ingin mengetahui secara langsung terkait masukan, strategi, perkembangan kinerja, termasuk roadmap dan inovasi perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang," tandas Deddy.
Legislator Dapil Kaltara ini menegaskan bagaimana Telkomsel sebagai tulang punggung BUMN untuk digitalisasi sudah melakukan banyak hal dan ekspansi sehingga mampu memperluas akses masyarakat terhadap market place agar tidak dilindas oleh gempuran dari luar.
Khusus untuk Kaltara merupakan daerah perbatasan, terluar dan berbatasan langsung dengan Malaysia, Filipina kita berharap dengan hadirnya perwakilan BUMN yang mengurusi pembangunan digitalisasi usaha mikro dan ultra mikro bisa membawa dampak yang signifikan bagi rencana usaha kedepan.
"Negara harus hadir, kita sangat mengharapkan program digitalisasi usaha mikro dan ultra mikro mampu memberikan kontribusi pada potensi Kaltara yang sangat besar apakah itu hasil maritim (laut) bahkan sumber daya alam. Digitalisasi ini butuh fundamental yaitu konektivitas dimana dari 480 desa baru terkoneksi masih di bawah 300 desa belum sepenuhnya 4G sehingga kedepan kita dorong Telkomsel lebih ekspansif," imbuhnya.
Dirinya juga berharap ada akses permodalan bagi usaha-usaha kecil di Kaltara, kegiatan perekonomian masyarakat bawah ini dari segi ketaatan kepada perbankan terbukti disiplin, sehingga angka kredit macetnya sangat rendah.
Holding ultra mikro ini diharapkan benar-benar ekspansif di Kaltara sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa mengakses pendanaan itu seperti untuk budidaya rumput laut, usaha tambak kepiting, tambak udang, perikanan agar mereka mendapatkan sumber permodalan yang baik.
- Baca Juga: Tingkatkan Gerakan BBI dan UMKM, Menko Luhut Resmikan Bazar Ramadan 2022
- Baca Juga: 20 Juta UMKM Ditargetkan Masuk Toko Daring di Tahun 2022
Hadir dalam cara tersebut, Direktur Utama PT Telkomsel Hendri Mulya Syam turut menjelaskan beberapa dukungan program digitalisasi di Provinsi Kaltara seperti IndonesiaNEXT merupakan program yang sudah berjalan sejak 2016.
Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi persaingan global dengan kapabilitas dan kompetensi melalui pembekalan soft skill dan hard skill (sertifikasi internasional) sehingga memiliki literasi teknologi (tech-talent) sesuai sertifikasi yang diambil. []