KM Sinar Bangun Raib, Sulitnya Pastikan Jumlah Korban

KM Sinar Bangun raib, sulitnya pastikan jumlah korban. Sempat muncul perkiraan jumlah penumpang sebanyak 206 orang. Akhirnya disepakati sebanyak 188 orang.
Roni Siadari (kiri) dan Tiambun Syahnia (kanan) dua penumpang KM Sinar Bangun yang selamat, berdiri di kawasan dermaga Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (24/6/2018). Keduanya merupakan sebagian dari 19 penumpang yang selamat pada peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun yang terjadi pada Senin (18/6) sore di Danau Toba. (Foto: Ant/Irsan Mulyadi).

Simalungun, (Tagar 26/6/2018) – Hingga sepekan musibah berlalu, belum ada kepastian mengenai jumlah penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo (Kabupaten Samosir) menuju Pelabuhan Tigaras (Kabupaten Simalungun), Sumatera Utara.

Pada hari keempat tenggelamnya KM Sinar Bangun, Kamis (21/6), sempat muncul perkiraan jumlah penumpang sebanyak 206 orang. Jumlah ini terdiri atas 184 orang hilang, 19 orang selamat, dan tiga orang meninggal.

Instansi yang menjadi pemangku kepentingan di bidang transportasi pun tidak dapat menentukan jumlah penumpang. Masalahnya, tidak ada manifest pelayaran yang dimiliki manajemen KM Sinar Bangun.

Mengenai kesulitan menentukan jumlah korban, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, dari diskusi yang dilakukan dengan berbagai instansi, ada sejumlah langkah yang ditempuh untuk mengetahui jumlah penumpang kapal.

“Dari pihak kepolisian, akan ditelusuri jumlah orang hilang berdasarkan data-data, laporan, dan perkiraan penumpang yang masuk Pelabuhan Tigaras,” kata Hadi Tjahjanto saat meninjau penanganan yang dilakukan tim gabungan di Pelabuhan Tigaras, Kamis (21/6).

Dapat juga ditelusuri melalui pembiayaan yang dikeluarkan penumpang. Sebab, ada informasi mengenai kutipan terhadap setiap penumpang yang naik. Juga pemeriksaan terhadap nahkoda tentang uang yang didapatkan, termasuk laporan dari korban yang selamat.

Selain pemeriksaan dari pihak kepolisian, Basarnas juga disebutkan akan melakukan pencarian sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang disesuaikan dengan data jumlah orang yang hilang.

Sekalipun demikian, jumlah korban KM Sinar Bangun masih simpang siur. Apalagi kapal tidak dilengkap manifest.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pun menyatakan mendukung penuh upaya mendapatkan data penumpang. Untuk itu, Polri memintai keterangan sejumlah pihak, seperti nahkoda mengenai kutipan uang masuk, kutipan uang di kapal, dan proses pemberangkatan sehingga bisa memastikan jumlah penumpang.

Laporan yang menyebutkan masih adanya 184 penumpang yang hilang dinilai tidak kuat karena hanya didasarkan pada pengaduan keluarga. "Bisa saja anggota keluarganya masih jalan-jalan dan belum pulang," ujar Kapolri.

Disepakati 188 Penumpang

Memasuki hari kedelapan, Senin (25/6), jumlah penumpang KM Sinar Bangun baru dapat diperkirakan. Berdasarkan rapat koordinasi yang digelar pada Senin sore, tim gabungan mengumumkan perkiraan penumpang KM Sinar Bangun sebanyak 188 orang.

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan seperti dikutip Antara mengatakan, jumlah korban itu terdiri atas 21 penumpang yang selamat, termasuk tiga ABK KM Sinar Bangun. Kemudian, tiga korban meninggal.

“Sedangkan penumpang KM Sinar Bangun yang belum ditemukan sebanyak 164 orang,” kata Budiawan usai rapat koordinasi di Pelabuhan Tigas, Kabupaten Simalungun, Senin (25/6).

Disebutkan, jumlah korban didapatkan berdasarkan penelitian. Juga hasil pencocokan yang melibatkan seluruh instansi yang terlibat dalam proses pencarian.

Instansi-instansi itu adalah SAR Kota Medan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, BPBD Kabupaten Samosir, Jasa Raharja, Kementerian Perhubungan, Polres Samosir, Polres Simalungun, Pemkab Simalungun, Dinas Perhubungan Simalungun, dan Dinas Sosial Simalungun.

"Hasil rapat itu telah disepakati dan ditandatangani peserta rapat," jelas Budiawan.

Terganggu Cuaca

Sementara itu, hari kedelapan proses pencarian KM Sinar Bangun yang raib di perairan Danau Toba, Senin (25/6), terganggu cuaca buruk.

Deputi Operasi Basarnas Brigjen TNI Nugroho Budi Wirayanto mengatakan, proses pencarian telah dilakukan mulai pukul 07.00 WIB. Basarnas menggunakan seluruh alat yang dimiliki, mulai dari pemindai sonar (multibeam scane sonar) hingga perahu karet untuk menyisir perairan Danau Toba.

Namun sekitar pukul 15.00 WIB, pihaknya terpaksa menarik personel yang bertugas lantaran cuaca tidak mendukung.

"Cuaca sangat tidak bersahabat sehingga kita putuskan untuk kembali," kata Nugroho Budi Wirayanto di Pelabuhan Tigras.

Dia menyebutkan, dengan kondisi angin yang cukup kencang, pihaknya melihat ombak di perairan Danau Toba cukup tinggi, berkisar 1 - 1,5 meter. Selain dapat mengancam keselamatan personel di lapangan, keberadaan ombak yang cukup tinggi juga mengganggu proses pendeteksian kapal di perairan.

"Ombaknya besar, anginnya gede, kemudian ada hujan, hal tersebut sangat menentukan hasil scane sonar kita," jelasnya.

Sesuai arahan Kepala Basarnas M Syaugi, pihaknya memperpanjang proses pencarian kapal dan penumpang KM Sinar Bangun selama tiga hari yakni hingga 27 Juni 2018.

Meski melihat indikasi keberadaan bangkai KM Sinar Bangun, namun pihaknya belum terlalu yakin sehingga terus melakukan pendeteksian. (yps)

Berita terkait
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja