Jakarta – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menyebut catatan kinerja keuangan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) masih terjaga dengan baik. Selain itu kinerja Efek dengan rating idAAA tersebut masih tetap menjanjikan ditengah situasi pendemik Covid-19.
Direktur Utama SMF mengatakan Ananta Wiyogo mengatakan laporan keuangan EBA-SP per 31 Desember 2019 terlihat kinerja EBA-SP menunjukan performa baik dengan masih lancarnya pembayaran kupon terhadap investor.
“Laporan Perubahan Aset Bersih tampak masih adanya Dividen Sertifikat EBA-SP Kelas B. Kedua hal tersebut menunjukan EBA-SP sebagai produk structured finance yang aman dan menguntungkan, karena telah distruktur sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme perlindungan terhadap default bagi para investornya,” ujar dia kepada Tagar dalam keterangan resmi, Senin, 6 Juli 2020.
Ananta menambahkan, para investor Kelas B masih memperoleh hak pendapatan kisaran 10 persen hingga 20 persen. Hal ini pula secara otomatis para investor Kelas A masih aman terlindungi dari risiko default.
Terkait pengaruh kondisi pandemi, bos SMF itu menuturkan bahwa memang cukup memukul sektor properti, khususnya KPR. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi mengenai kemungkinan terburuk terhadap para investor.
“SMF selaku penerbit memberikan mekanisme perlindungan terhadap investor melalui penyediaan credit enhancement dalam bentuk jaminan satu kali pembayaran biaya senior dan kupon Kelas A. Mengingat ini merupakan kebijakan countercyclical, sehingga diharapkan tidak akan berkepanjangan, kami yakin EBA-SP masih sangat aman,” papar Ananta.
Ananta optimis bahwa kedepannya para investor akan semakin confident akan efek ini, karena efek ini diterbitkan oleh SMF yang merupakan BUMN 100% dimiliki oleh pemerintah dengan peringkat idAAA dari Pefindo, baik secara Korporasi maupun Surat Utangnya.
Sebagai informasi, sejak 2009 SMF telah menginisiasi 13 kali penerbitan transaksi sekuritisasi baik dengan skema KIK EBA maupun EBA-SP, dengan total nilai sebesar Rp 12,15 triliun. Dimana 12 transaksi dilakukan bekerja sama dengan BTN dan 1 transaksi dengan Bank Mandiri.