Kisah Mahasiswi Terjun dari Pesawat

Mahasiswi Universitas Cambridge bernama Alana Cutland, ditemukan warga setempat di hutan Mahadrodroka dalam keadaan tidak utuh.
Ilustrasi, bunuh diri. (Gambar: Ist)

Jakarta - Polisi Madagaskar mengakui jika jenazah Mahasiswi Universitas Cambridge bernama Alana Cutland, ditemukan warga setempat di hutan Mahadrodroka, Desa Anjajavy. Selasa, 6 Agustus 2019.

Kepala penyidik Spinola Edvin Nomenjanahary mengaku jenazah yang ditemukan itu sudah dalam keadaan tidak utuh. Pasalnya, mahasiswi berusia 19 tahun itu jatuh dari pesawat baling-baling pada posisi ketinggian 1.130 meter di atas permukaan laut Wilayah Afrika.

"Penduduk desa akhirnya menemukan jasad Alana Cutland setelah dua minggu pencarian," katanya.

Kami bersedih kehilangan putri kami yang luar biasa dan cantik.

Setelah melakukan penelitian di pulau terpencil di Afrika, alana bersama Ruth Johnson dan pilot pesawat pergi menuju ibu kota Antananarivo. Sesaat setelah ingin lepas landas di bandara kecil di Anjajavy, Alana meronta-ronta ingin terjun dari pesawat itu.

Upaya Ruth dan pilot sudah berupaya untuk mencegah aksinya berakhir sia-sia. Namun, niat penduduk Desa Anjajavy untuk melakukan pencarian sehari setelah kejadian membuahkan hasil. Tetapi itu juga dilakukan dengan ritual "Joro" dengan mengorbankan sapi zebu.

Ritual itu dilakukan untuk memohon pertolongan dewa Malagasi, Zanahary yang akhirnya menemukan jenazah Alana, meski dalam keadaan tidak utuh.

Penyelidik mengaku, seharusnya Alana tinggal di lokasi itu selama 45 hari di Anjajavy untuk melakukan penelitian kepiting. Tetapi masih dalam waktu 10 hari dia sudah menunjukkan gelagat aneh dihadapan temannya Ruth.

Selanjutnya, pernyataan yang dikeluarkan Kantor Kementrian Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa keluarganya menyebut Alana sebagai gadis cerdas dan mandiri.

"Kami bersedih kehilangan putri kami yang luar biasa dan cantik, yang selalu menerangi dan membuat orang tersenyum," tulisnya. []

Berita terkait
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.