Sleman - Brigadir Polisi Dua (Bripda) Agung Pratama, 21 tahun dan Bripda Kristoforus Elmora Aditya Putra, 24 tahun, adalah dua dari keluarga miskin. Hidupnya dan pas-pasan. Namun keduanya sukses menjadi lulusan terbaik Sekolah Polisi Negara (SPN) Selo Pamioro dengan hasil sangat memuaskan.
Dengan begitu, anggapan masuk Polri harus memiliki uang dan punya beking agar mulus tampaknya hanya isapan jempol semata. Dua anak ini adalah faktanya. Keduanya mampu mematahkan anggapan masuk Polri harus kaya, punya relasi atau beking orang dalam.
Agung dan Kristoforus sangat jauh dari keluarga kaya, bukan dari orang tua yang serba kemewahan. Orang tuanya mengajari hidup dengan kesederhanaan dan bekerja giat, tekun dan disiplin. Dengan kondisi itulah yang membentuk mental keduanya hingga paham tentang perjuangan hidup.
Kebulatan tekad adalah kunci dari segala tujuan, walaupun di tengah keterbatasan dan situasi yang sulit dengan tekad yang jadi peganganya.
Mereka datang dari keluarga yang serba kekurangan tapi membuktikan bahwa mereka mampu bersaing.
Kepala SPN Polda DIY Komisaris Besar Polisi Soni Maharbudi mengaku terharu dengan dua sosok polisi muda dengan predikat lulusan terbaik ini.
"Kisah mengharukan dari siswa terbaik kategori trengginas dan cendikia dari SPN Polda DIY. Mereka datang dari keluarga yang serba kekurangan tapi membuktikan bahwa mereka mampu bersaing,” katanya kepada wartawan pada Rabu, 11 Maret 2020.
Soni menceritakan, Agung yang berasal dari Margosari Pengasih Kulon Progo, Yogyakarta itu sejak sekolah dasar (SD) telah ditinggal oleh ayahnya merantau sebagai pedagang arum manis. Sementara Kritoforus asal Kotagede, Kota Yogyakarta, ayahnya berprofesi sebagai sopir pribadi seorang mantan pensiunan PNS.
Menurut Soni, dengan komitmen dan tekad yang teguh, keduanya memilih mengabdi kepada negara dengan mendaftarkan diri sebagai bintara Polri. Kini kedua pemuda ini resmi dilantik sebagai anggota Polri dan berkomitmen melayani masyarakat seperti tugas dan fungsinya.
“Di tengah keterbatasan, para siswa ini tetap tangguh menjalani proses rekrutmen yang transparan sejak awal,” ucap Soni.
Soni berharap, keduanya yang lahir dari masyarakat menjadi anggota Polri kembali lagi ke masyarakat untuk memberikan pelayanan prima. []
Baca Juga:
- Clara Yubelia, Usia 19 Tahun Jadi Sarjana Bahasa Jerman
- Pembantu di Rumah Dokter Ini, Sukses Menjadi Sarjana Terbaik