Kisah Choirul Anwar dan Popok Bekas di Banyuwangi

Di tangan Choirul Anwar, warga Banyuwangi, Jawa Timur, popok bekas disulap menjadi barang kerajinan.
Chorul Anwar menunjukkan sejumlah kerajinan dari bahan baku popok bekas. (Foto: Tagar/Hermawan)

Banyuwangi - Sore itu, Minggu 8 Maret 2020, cuaca di wilayah Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi Kota, Banyuwangi, Jawa Timur, hujan sedang. Saat itu, Tagar sedang berkunjung ke rumah Choirul Anwar, seorang yang menyulap popok bayi bekas menjadi sejumlah kerajinan.

Rumahnya sederhana, tidak begitu besar. Di rumah yang berukuran 10x7 meter, dia melakukan aktivitas pengelolaan popok bekas. Tak sulit mendapatkan popok bekas sebagai bahan baku. Masyarakat dengan suka rela mengirimnya.

Ketika masuk ke dalam rumah Choirul Anwar, nampak tumpukan popok bayi bekas yang cukup banyak. Ada yang dikemas dengan kantong plastik berwarna merah dan hitam, ada juga yang ditempatkan di kardus bekas. Tumpukan popok bekas itu merupakan hasil donasi masyarakat.

Kiriman popok bekas dari masyarakat ini menggambarkan bahwa limbah popok bayi masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Data dari Ecological Observation and Watlands Conservation (Ecoton Surabaya) sedikitnya ada tiga juta sampah popok yang dibuang ke sungai setiap hari. Tak terkecuali di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Limbah Popok Berjibun di Sungai

Di tangan Choirul Anwar, limbah popok bayi tersebut menjadi berkah tersendiri. Limbah yang tak bernilai itu disulap menjadi berbagai macam kerajinan tangan, bahkan juga dibuat paving block.

Choirul Anwar menceritakan ide awal mendaur ulang limbah popok bayi menjadi kerajinan tangan. Bermula sekitar tujuh bulan yang lalu, saat kegelisahan melihat limbah popok bayi yang bertebaran mencemari sungai di Banyuwangi. 

“Itu awalnya pas anak saya juga pake pempers kebetulan pas ada berita juga komunitas itu gerebek sampah di sungai yang ditemukan banyak popok," katanya.

popok bekas banyuwangi2Choirul Anwar saat memberi penjelasan kepada kelompok ibu-ibu tentang pengolohan popok bekas menjadi kerajinan. (Foto: Tagar/Hermawan)

Sejak saat itu, dia berpikir dan bertanya dalam hati, sampah begitu banyaknya itu apa tidak bisa di daur ulang? "Akhirnya saya mencoba ke anak saya, terus apa benar di sungai-sungai banyak? Akhirnya aku keliling di sungai dan ternyata memang benar, satu langkah pasti ada popok, popok dan popok,” kata Choirul Anwar.

Berbekal pengalaman itu, Choirul Anwar berinisiatif mendaur ulang limbah popok bayi menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Seperti pot bunga, tempat puntung rokok, hingga menjadi paving block. Untuk membuat kerajinan itu awalnya dia harus mengambil limbah popok dari sungai maupun tempat sampah.

“Tapi sekarang saya mendapatkan donasi popok bekas dari masyarakat. Setiap donasi pasti saya foto nanti identitasnya kelihatan. Sehingga diketahui berapa jumlah limbah popok yang digunakan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi,” ujur Choirul.

Akhirnya aku keliling di sungai dan ternyata memang benar, satu langkah pasti ada popok, popok dan popok.

Untuk proses daur ulang limbah popok bayi ini cukup mudah. Langka pertama, limbah popok harus direndam selama semalam. Untuk selanjutnya memisahkan empat bagian yang bisa diolah lebih lanjut. Empat bagian yang dipisahkan itu, antara lain air bekas rendaman limbah popok, kain, dan gel dari limbah popok.

“Ini nantinya airnya saya sering untuk membuat pupuk cair, nanti BAB-nya yang di bawah dibuat untuk pupuk kompos. Terus nanti habis itu saya masukkan bak lagi tapi sudah dibilas nanti terakhir setelah itu dibuka dan dipisahkan gelnya,” kata dia.

Jika proses pengolahanya lancar, dengan dibantu Komunitas Peduli limbah Taman Baru (Komplit) mampu mengolah 200 limbah popok dalam sehari. Produk yang dihasilkan, proses penjualanya tidak dibanderol. Masyarakat bisa membelinya secara sukarela dengan niat berdonasi untuk lingkungan.

“Hasil produk kerajinan dari limbah popok tidak dibanderol atau dikasih harga, dibeli dengan harga berapa pun akan kita kasih. Soalnya hasil dari penjulan produk ini 50 persennya akan disumbangkan ke masyarakat kurang mampu. Sedangan sisanya digunakan untuk produksi daur ulang popok ini,” ujar dia.

Masyarakat Mendukung Daur Ulang Limbah 

Dalam Laporan Bank Dunia, di dalam Hotspot Sampah Laut Indonesia pada 2018, membagi sampah laut Indonesia dalam tujuh kelompok. Sampah popok masuk dalam kelompok sampah plastik yang mencakup beragam materi polimir sintetis. 

Laporan tersebut juga menyebutkan lima negara di Asia Timur menyumbang lebih dari 50 persen sampah plastik. Dan penyumbang terbanyak salah satunya adalah Indonesia.

popok bekas banyuwangi3Sejumlah produk kerajinan yang dihasilkan Choirul Anwar dengan bahan baku limbah popok bekas di Banyuwangi. (Foto: Tagar/Hermawan).

Gerakan mengolah popok bekas ini terus mendapat respon dari masyarakat Banyuwangi. Bahkan donasi popok bekas juga datang dari luar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dan sejumlah kota lainya.

Riza Santoso, warga Desa Tamansuruh, Banyuwangi, mengatakan, dua minggu sekali dia rutin mendonasikan popok bayi bekas ke Choirul Anwar. Dia mengaku sebelumnya popok bayi bekas anaknya dibuang ke sungai.

"Sebelum saya kirim ke tempat ini (Rumah Choirul Anawar) biasanya saya buang ke sungai pas hujan lebat. Tapi di hati merasa bersalah saya. Meski airnya besar tapi kan ujung-ujungnya nanti mencemari sungai atau lautan,” ujur Riza.

Riza mengaku jika membuang limbah popok bayi ke sungai akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Bahkan untuk mengurangi pembuangan popok ke sungai dia juga sering menimbun limbah popok bekas tersebut di pekarangan belakang rumahnya.

“Bahkan kalau sudah merasa bersalah sebelum saya donasikan, kadang popok bekas anak saya itu saya timbun di tanah. Terkadang di area persawahan di pekarangan belakang rumah,” katanya.

Salah satu pelanggan produk kerajinan dari limbah popok bekas, Nike Purwitasari mengatakan, sering membeli kerajinan tangan yang dihasilkan dari limbah popok ini. Alasannya selain produk yang dihasilkan bagus juga tahan lama.

Meski airnya besar tapi kan ujung-ujungnya nanti mencemari sungai atau lautan.

Menurut dia, seperti pot bunga dari limbah popok ini tidak pecah ketika jatuh. Kerajinan popok dibelinya untuk menghiasi taman rumahnya. Dia juga berminat dengan pot bunga dari bahan daur ulang.

"Terlebih lagi produk yang dihasilkan dari popok limbah ini lucu-lucu jadi ya cocok dibuat di taman maupun di dalam ruangan seperti di meja. Tapi banyak juga ukuranya itu, ada yang besar ada juga yang kecil-kecil,” kata Nike Purwitasari

Inovatif Tapi Dapat Sorotan Pegiat Lingkungan

Namun, pengelohan limbah popok bayi yang dilakukan oleh Choirul Anwar, mendapaat sorotan dari pemerhati lingkungan di Kabupaten Banyuwangi. Daur ulang limbah popok tersebut apakah sudah mengantongi sertifikat aman dari instansi terkait di Banyuwangi.

popok bekas banyuwangi4Sejumlah produk kerajinan yang dihasilkan Choirul Anwar dengan bahan baku limbah popok bekas di Banyuwangi. (Foto: Tagar/Hermawan)

Pegiat lingkungan hidup dari Sustainable Waste Banyuwangi, Novian Darma Putra mengatakan, popok bayi itu mengandung bakteri yang cukup berbahaya. Di antaranya limbah B3, sehingga pengolahanya harus benar-benar aman dari pencemaran bakteri tersebut.

“Secara garis besar inovasinya cukup bagus. Cuma ketika inovasi itu tidak didukung dengan pihak-pihak yang lain itu dikhwatirkan justru berbahaya bagi pemakainya," ungkapnya.

Menurut dia, yang membuat itu aman tapi belum tentu untuk orang lain. "Jadi kita butuh bantuan dengan adanya legalitas dari pemerintah,” ujurnya.

Dia berharap instansi terkiat, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup setempat segera mengambil langkah nyata. Yaitu membantu Choirul Anwar untuk menguji laboratorium hasil pengolahan popok bayi itu. “Sehinga langkah inovatif yang dilakukan oleh Choirul Anwar, benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Kerajinan dan Batik Harus Berinovasi di Era Milenial
Kerajinan dan batik dituntut berinovasi di era milenial. Sektor ini dapat cepat mengakselerasi ekonomi ekonomi dan nasional.
Bisnis Kerajinan Tangan Beromzet Jutaan Rupiah
Semua berawal dari hobi yang ditekuni secara baik membuat kerajinan tangan yang dibuat Dewi Arisanti mampu meraih omzet jutaan rupiah.
Kerajinan Limbah Kayu Jepara Laris di Benua Biru
Pengembangan kerajinan limbah akar kayu berkembang sesuai dengan pangsa pasar yang tumbuh pesat, terutama dari kawasan Eropa.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.