Kisah Bob Tampubolon, Rumah Hancur Ditelan Lumpur Gempa Palu, Lihat Videonya

Bob menceritakan, mobil yang mereka naiki berguncang seperti kapal berada di lautan dguncang ombak.
Rumah-rumah yang hancur ditelan lumpur yang muncul dari bawah tanah akibat gempa di Palu. (Foto: Bob Tampubolon)

Palu, (Tagar 2/10/2018) – Sore itu, Jumat (28/9), Bob Tampubolon bersama istrinya Imelia Anita Lubis, sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sulawesi Tengah di Kota Palu, ketika gempa tiba-tiba mengguncang Palu.

Bob menceritakan, mobil yang mereka naiki berguncang seperti kapal berada di lautan dguncang ombak. Mereka menyaksikan jalanan terbelah dan naik beberapa meter laksana ada dalam film 2012.

Bob dan istrinya pun segera menyelamatkan diri. Masyarakat sekitar pun berhamburan keluar, juga lari menyelamatkan diri. Suasana seketika menjadi kacau. Yang terdengar hanya teriakan dan takbir.

Bob dan istrinya tak jadi pulang ke rumah karena situasi sudah sangat kacau. Mereka akhirnya putar balik menuju ke kantor BPKP Perwakilan Sulawesi Tengah di Jl. Professor Mohammad Yamin, Birobuli Utara, Palu Selatan, Kota Palu.

Malam itu, mereka menginap di tenda pengungsi yang didirikan di halaman kantor BPKP. Esok paginya, Sabtu (29/9), sekitar pukul 06.00 WITA, Bob kembali ke rumahnya di Jl Suharto, Lorong Perjuangan Raya, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

Namun, jangankan bisa melihat rumahnya, jalan menuju rumahnya pun ia tak tahu lagi karena semua sudah hancur dan ditutupi lumpur.

“Saya tak tahu mana jalan menuju rumah saya lagi karena jalanan hancur dan tertutup lumpur. Rumah-rumah yang ada di Kelurahan Petobo pun saya lihat semua sudah rata dengan tanah. Saya tidak tahu dimana rumah saya lagi,” ujar Bob kepada Tagar News.

Ia hanya tertegun menyaksikan kehancuran akibat gempa dasyat yang melanda Kota Palu tersebut. Tak ada yang bisa dilakukan dan tak tahu juga mau melakukan apa. Tak ada yang bisa dia ambil atau selamatkan dari rumahnya sebab dimana rumahnya pun dia sudah tak tahu, semua rata dengan tanah. Ia terpukul dengan musibah ini. Ia hanya bisa bersyukur bisa selamat dari musibah yang disebutnya maha dasyat tersebut. 

Bob pun kembali ke kantornya dengan perasaan galau dan bingung.  Ia hanya punya baju yang melekat di badan.

Besoknya, Minggu (30/9) pagi, kebetulan ada pesawat Hercules yang mendarat mengantar bantuan dan akan kembali menuju Balikpapan. Bob bersama  istri dan beberapa orang beruntung bisa ikut dalam pesawat.

Bob dan istrinya, Imelia Lubis, pun tiba d Balikpapan. Dari sana, esok paginya Senin (1/10), Bob dan sang istri kemudian terbang menuju Kuala Namu, Sumatera Utara dan kemudian menuju Pematangsiantar, kampung kelahirannya.


Di Kuala Namu, Bob dan istri disambut tangis oleh kedua orangtuanya. Tangis karena anak dan menantunya selamat dari musibah.

“Sementara ini saya menenangkan pikiran dulu di Siantar dan Medan. Saya gak bisa bayangkan bagaimana kekacauan pasca gempa tersebut. Seperti berada di Film 2012 dunia seperti kiamat. Semoga Palu dan Donggala bisa cepat pulih. Doa kami untuk semua orang di Palu dan Donggala, buat semua yang mengalami musibah ini,” tutup Bob dengan terbata-bata. []

Berita terkait