Kisah Ani Yudhoyono yang Tak Gentar Melawan Kanker

AHY mengemukakan ibundanya merupakan sosok wanita yang tegar. Kisahnya di saat sakit, patut dijadikan contoh terpuji.
SBY saat mendampingi istrinya, Ani Yudhoyono, di RS National University Singapura. (Foto: Antara/ist)

Jakarta - Putra sulung Kristiani Herrawati, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengemukakan ibundanya merupakan sosok wanita yang tegar. Kisahnya di saat sakit, patut dijadikan contoh terpuji yang bisa memberi motivasi positif bagi banyak orang.

Ani Yudhoyono sejak Februari lalu diketahui mengidap penyakit kanker darah. Meskipun demikian, dirinya tidak pernah mengeluh terhadap cobaan berat yang menimpanya.

Agus mengisahkan, seraya meneteskan air mata, Ibu Negara Tahun 2004-2014 itu berbisik, hanya bisa berpasrah diri kepada Allah. Akan tetapi dirinya menegaskan, tidak akan menyerah melawan penyakit kanker yang sedang menggerogoti tubuhnya.

Baca juga: Cerita AHY Soal Wasiat Ani Yudhoyono Sebelum Wafat

"Beliau tidak pernah menyalahkan siapapun atas sakitnya itu. Setiap catatan medis yang diberikan dokter, beliau catatkan rapih dengan tulisan tangan sendiri. Sama sekali tidak ada keluh kesah dari beliau," ungkap Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat itu, di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu 2 Juni 2019.

Bahkan, kata Agus, Ani Yudhoyono malahan mengatakan, dirinya justru terlalu banyak diberi kemuliaan dan barokah oleh Allah.

Jadi, lanjutnya, kalau Allah memberinya ujian terserang penyakit yang berat, tidak boleh dijawab dengan mengeluh ataupun marah. "Saya harus terima dengan ikhlas dan saya akan berjuang untuk melawan penyakit ini," tutur Agus menceritakan kembali ucapan Ani Yudhoyono saat masih dirawat di National University Hospital, Singapura.

Baca juga: Wajah Sedih SBY Antar Ani Yudhoyono ke Liang Lahad

Tentu saja, kepergian Ani ini memberi luka yang membekas bagi keluarga Cikeas. Menurut AHY, dua minggu sebelum memasuki tiga hari fase kritis, kondisi kesehatan Ani justru berangsur membaik dan menunjukkan perkembangan yang sangat positif.

"Saat itu kami sekeluarga optimis untuk kesembuhan Ibu Ani, namun Tuhan berkehendak lain. Allah SWT memanggil Ibu Ani Yudhoyono di penghujung bulan Ramadan, bulan yang mulia penuh berkah, dan ampunan," ucap Agus dengan nada bergetar

Menurut dia, semasa hidupnya, Ani Yudhoyono telah berupaya keras melakukan yang terbaik untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta masa depan negeri ini.

Jiwa tak kenal menyerah Ani, dibentuk dan terbentuk, melahirkan pribadi yang tegar dan menjadikannya sebagi sosok pejuang keras. Karakter tersebut, menurut Agus, secara konsisten ditunjukkan Ani hingga akhir hayat.

Baca juga: AHY: Memo, We Love You and We Will Forever Miss You

"Saya dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga pejuang anak Sarwo Edhie Wibowo. Sebuah perjalanan besar dari sejarah Indonesia, kemudian menikah dengan prajurit, kemudian menjadi Ibu Negara istri dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono," kata Agus menceritakan kembali ucapan ibunda.

"Selama empat bulan masa perawatannya beliau tidak pernah berhenti bekerja. Tidak hanya berjuang melawan penyakitnya. Beliau menyalurkan beberapa gagasan yang Insya Allah akan kami lanjutkan dan wujudkan bersama," tutup Agus. []


Berita terkait
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi