Jakarta - Panjangnya durasi sidang pleno pengucapan putusan atas sengketa Pilpres 2019 di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tentu saja membuat sebagian peserta kelelahan dan kantuk. Mereka perlu punya kiat agar tidak ketiduran di ruang sidang.
Sidang MK tersebut dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan hingga berita ini diturunkan, belum juga berakhir. Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja berupaya keras melawan rasa kantuk di ruang sidang pada Kamis sore.
Dia duduk pada barisan termohon di kursi bernomor B.08. Pada barisan itu terdapat Ketua Bawaslu RI, Abhan, dan Anggota Bawaslu lainnya, yakni Fritz Edward dan Mochammad Afifuddin.
Sekitar pukul 17.15 WIB, Rahmat tampak berupaya menahan dua kelopak matanya agar tetap terbuka mengikuti jalannya sidang. Saat itu Hakim MK I Dewa Gede Palguna sedang membacakan keterangan mengenai sengketa Pemilu di beberapa daerah di Jawa.
Anggota Bawaslu memiliki tugas sebagai Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa di Bawaslu itu mencoba mengusir kantuk dengan cara khusus. Dia tampak berulang kali beranjak dari kursi untuk menggeser posisi tubuh yang nyaman, sambil sesekali menempelkan kepalanya pada bantalan kursi bercorak kayu jati dilapisi kulit berwarna coklat tua.
Merasa tidak berhasil dengan upaya itu, Rahmat pun mengajak bicara rekan sesama anggota Bawaslu di berada di sebelahnya. Ternyata pembicaraan adalah cara efektif untuk membunuh rasa jenuh dan kantuk.
"Ya betul. Saya ngantuk, ngantuk sekali," kata pria bertubuh gemuk itu saat keluar dari ruang sidang usai Majelis Hakim MK memutuskan untuk rehat kedua shalat Maghrib, seperti dilansir dari Antara.
Agenda sidang pleno pengucapan putusan sengketa Pilpres 2019 diistirahatkan pukul 17.45 WIB dan dilanjutkan kembali pukul 19.30 WIB. []
Baca juga:
