Ketua KPK Diledek, How Democracies Die Dibaca Anies Baswedan

Ketua KPK Firli Bahuri menjadi objek ledekan warganet karena mengomentari buku How Democracies Die yang dibaca Gubernur DKI Anies Baswedan.
Ilustrasi seorang pria membaca buku. (Foto: Tagar/Getty Images)

Jakarta - Ketua KPK Firli Bahuri menjadi objek ledekan warganet lantaran mengaku telah membaca sebuah buku di tahun yang lebih awal dibanding terbitnya buku itu. Meski Firli kemudian mengklarifikasi ucapannya, nama Anies Baswedan kian menjadi perbincangan lantaran postingannya membaca buku How Democracies Die bertambah viral. 

Diketahui, Anies memposting potret dirinya sedang membca buku How Democracies Die, Minggu, 22 November 2020. Sehari berselang, postingan Gubernur DKI Jakarta tersebut disukai lebih dari 300 ribu akun, dan dikomentari lebih dari 11 ribu netizen. 

"Tadi pagi saya menyampaikan kalau Pak Anies (Anies Baswedan) baca How Democracies Dies. Saya lihat bahwa ada yang baca buku Why Nations Fail. Nah, saya sudah lama baca buku itu. Maksudnya, saya baca Why Nations Fail tahun 2012, buku ini yang saya maksud," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 24 November 2020.

Firli pun mengaku buku Why Nations Fail yang dibacanya itu adalah edisi pertama yang dipublikasikan di Inggris Raya pada tahun 2012 dan bukan terjemahan dalam bahasa Indonesia.

"Buku Why Nations Fail yang saya maksud yang saya sudah baca pada tahun 2012, edisi asli yang di-publish pertama di Inggris Raya tahun 2012 (bukan terjemahan Indonesia). Bukunya masih saya simpan di perpustakaan saya," ujar Firli seperti dikutip Antara.

Sebelumnya, Firli menyinggung unggahan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Dies. Awalnya, Firli bercerita soal banyak negara yang gagal mewujudkan tujuan negaranya karena banyak terjadi tindak pidana korupsi.

"Jadi, kalau kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Dies. Sebelumnya ada bukunya Why Nations Fail. Itu sudah lama saya baca, pada tahun 2002 sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, banyak yang mengkritisi 'kan, sudah lama buku itu," kata Firli dalam acara "Serah Terima Barang Rampasan dari KPK" yang disiarkan akun YouTube KPK.

Berdasarkan informasi dari laman Goodreads, buku Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty yang ditulis oleh Daron Acemoglu dan James A. Robinson tersebut diterbitkan pertama kali oleh Crown Business pada bulan Maret 2012.

Sementara, Buku How Democracies Die yang ramai diperbincangkan publik seperti yang diposting Anies Baswedan adalah buku yang ditulis oleh profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Di UNiversitas Harvard, keduanya dikenal sebagai profesor ilmu pemerintahan. Buku itu diterbitkan pertama kali tahun 2018.[]

Berita terkait
Anies Baca How Democracies Die, Ariza: Tak Usah Ditafsirkan Berlebih
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) minta masyarakat tidak menafsirkan berlebih saat Gubernur Anies Baswedan baca buku How Democracies Die
Firli Bahuri Singgung Anies Baswedan Baru Baca How Democracies Die
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyinggung unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baca buku How Democracies Die.
Anies Baca How Democracies Die, Gerindra: Mungkin Santai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggunggah foto dirinya membaca buku How Democracies Die. Kata politisi Gerindra itu santai di hari Minggu.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.