Ketika Angin Kencang Mengamuk di Yogyakarta

Ini yang terjadi ketika angin kencang mengamuk di Yogyakarta.
Bupati Sleman Sri Purnomo (baju putih) saat meninjau dampak angin kencang berupa tiang listrik roboh di Kecamatan Pakem, Kamis (14/3/2019). (Foto: Pemkab Sleman/Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 14/3/2019) - Dampak hujan disertai angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di DIY pada Rabu petang (13/3) tercatat ada 185 rumah rusak. Jumlah kerugian material masih dalam penghitungan.

Manager Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Danang Nursamsu mengatakan, sebanyak 13 orang mengalami luka, seorang di antaranya harus menjalani rawat inap di rumah sakit. "Korban meninggal nihil," katanya, Kamis (14/3).

Menurut dia, angin kencang memberi dampak di Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta. Terparah di Sleman, dampaknya tersebar di 228 titik. Rinciannya di Kecamatan Pakem 196 titik, Turi (12 titik), Ngaglik (10 titik), Ngemplak (5 titik), Kalasan (1 titik), Prambanan (1 titik), Gamping (1 titik) dan Depok (2 titik).

Di Kabupaten Gunungkidul 37 titik meliputi Kecamatan Ngawen 35 titik, Semin dan Playen masing-masing satu titik. Di Kota Yogyakarta terjadi di Kecamatan Danurejan 1 titik dan Gondokusuman 1 titik.

Menurut dia, Pusdalops BPBD DIY sudah merekapitulasi dampak bencana hidrometeorologi tersebut. Ada 154 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 13 kecamatan yang terdampak. 

"Totalnya ada 259 pohon tumbang, 172 unit rumah dan 11 tempat usaha rusak ringan dan sedang, 44 jaringan listrik rusak dan 17 kandang rusak, serta tujuh kendaraan rusak," ungkapnya.

Sejumlah fasilitas umum dan sosial juga tidak luput terkena dampak. Antara lain empat sekolah, tiga tempat ibadah, serta masing-masing satu fasilitas kesehatan, fasilitas pemerintah, satu unit pos ronda.

Danang mengatakan, proses penanganan masih berlanjut sampai saat ini. Bahkan di  masing-masing desa menetapkan masa tanggap darurat per desa di Kecamatan Pakem. 

"Masa tanggap darurat Desa Pakembinangun ditetapkan tiga hari, Desa Candibinangun ditetapkan enam hari. Desa Harjobinangun dan Desa Purwobinangun sedang akan di bahas oleh masing-masing perangkat desanya," papar dia.

Bupati Sleman Sri Purnomo saat meninjau dampak bencana di Kecamatan Pakem, Kamis (14/3) meminta warga memangkas ranting-ranting pohon yang berpeluang roboh saat angin kencang. 

"Untuk meminimalisir dampak bencana ya pangkas ranting pohon yang diperkirakan dapat menimpa tempat tinggal jika tumbang terkena angin" ujarnya.

Pasalnya, kata dia, informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, cuaca ekstrim seperti yang terjadi pada Rabu petang (13/3) masih berpeluang terjadi. 

"Menurut informasi dari BMKG di minggu-minggu ini memang masih ada angin kencang di wilayah Kabupaten Sleman bagian utara," jelasnya.

Bupati menegaskan sudah menginstruksikan kepada kepala desa bekerja sama dengan instansi terkait mendata dampak terkini. Prioritasnya tangani terlebih dahulu dampak terparah dan mengganggu akses masyarakat umum. "Data yang berdampak masih didata oleh pak Kades dan jajarannya, BPBD juga. Nanti akan kita koordinasikan lalu kita berikan bantuan," ungkapnya. []

Baca juga:

Berita terkait