Kerugian Industri Penerbangan Global di Masa Pandemi

Pandemi virus corona memukul industry penerbangan global dengan tingkat kerugian yang mencapa 160 miliar dolar AS
Ilustrasi: IATA memprediksi industri penerbangan global terancam kerugian yang diperkirakan mencapai hampir 160 miliar dolar tahun ini dan tahun depan, akibat Covid-19. (Foto: voaindonesia.com/Reuters).

Jakarta - Kelangsungan industri penerbangan global terancam dengan kerugian yang diperkirakan mencapai hampir 160 miliar dolar AS tahun ini dan tahun depan karena krisis pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini diungkapkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (International Air Transport Association/IATA) hari Selasa, 24 November 2020.

IATA menurunkan proyeksinya dalam industri penerbangan sebagai respons terhadap wabah virus corona gelombang kedua dan penutupan maskapai yang mempengaruhi pasar yang besar.

“Krisis Covid-19 mengancam kelangsungan industri transportasi,” sebut IATA, yang juga memperingatkan bahwa 2020 akan menjadi tahun “terburuk” sepanjang masa bagi industri tersebut.

Pada Juni lalu, IATA memprediksi 100 miliar dolar kerugian selama dua tahun mendatang, tetapi kemudian merevisi prediksinya menjadi 118,5 miliar dolar AS kerugian dalam tahun 2020 dan 38,7 miliar dolar AS untuk tahun 2021.

Proyeksi suram itu menyoroti tantangan yang masih dihadapi sektor tersebut terlepas dari terobosan menggembirakan dalam pembuatan vaksin Covid-19. Kepala ekonom IATA Brian Pearce menggambarkan Covid-19 sebagai guncangan terbesar bagi penerbangan sejak Perang Dunia II.

Prediksi IATA mengasumsikan sejumlah negara akan membuka kembali perbatasan mereka pada pertengahan tahun depan, sementara mereka terbantu oleh kombinasi uji coba dan distribusi vaksin virus corona.

IATA mengulangi seruannya bagi pemerintah negara-negara untuk menggantikan persyaratan ketat perjalanan dengan program-program pengujian yang meluas (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Maskapai Penerbangan Kecil Banyak yang Bangkrut Kena Pandemi
Pandemi covid-19 yang sudah berjalan tujuh bulan membuat banyak maskapai penerbangan kecil yang gulung tikar alias bangkrut.