Keraton Yogyakarta Akhirnya Menerima Harta yang Dirampas Inggris

Setelah 270 tahun berada di tangan Inggris.
Perwakilan kedutaan Inggris secara simbolis menyerahkan naskah kuno dalam bentuk digital kepada Sri Sultan HB X dalam pembukaan Pameran Naskah Jawa di Keraton Yogyakarta, Kamis malam (7/3). Pameran naskah kuno ini merupakan rangkaian peringatan 30 tahun Sri Sultan HB X bertahta. (Foto : Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 8/3/2019) - Penyerangan pasukan Inggris pada 19-20 Juni 1812 tidak hanya menjadi luka mendalam bagi Keraton Yogyakarta, tetapi juga rakyat Yogyakarta saat itu. Keraton Yogyakarta di bawah pemerintah Sri Sultan HB II menelan kekalahan dalam penyerbuan atau yang dikenal dengan peristiwa Geger Sepehi itu.

Pasukan Inggris merampas segalanya atas kemenangannya. Ribuan naskah kuno serta benda pusaka milik Keraton Yogyakarta dibawa ke Inggris sebagai hasil rampasan perang. Selama 270 tahun, naskah tersebut berada di British Library.

Pemerintah Inggris akhirnya mengembalikan sebagian naskah kuno tersebut ke Keraton Yogyakarta. Penyerahan dilakukan tepat pada perayaan 30 tahun Sri Sultan X bertahta yang digelar di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta, Kamis  (7/3) malam.

Pengembalian naskah kuno itu bukan dalam bentuk asli, melainkan dalam bentuk digital. Ada 75 naskah kuno yang didigitalisasi Pemerintah Inggris yang dikembalikan ke Keraton Yogyakarta.

YogyakartaTarian kolosol atau beksa Lawung Ageng karya pendiri Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X dibawakan 42 penari mengawali rangkaian penyerahan naskah kuno dalam bentuk digital kepada Keraton Yogyakarta, Kamis (7/3) malam. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Secara simbolis penyerahan naskah kuno digital diberikan perwakilan Kedutaan Inggris kepada Sri Sultan HB X. Penyerahan ini sekaligus menandai dibukanya pameran naskah kuno milik Keraton. Pameran digelar selama satu bulan penuh, dari 7 Maret sampai 7 April 2019 di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Baca juga: Selama 4 Tahun 2.055 Pernikahan Dini Terjadi di Yogyakarta, Mayoritas Cerai

Pada kesempatan itu, perwakilan Kedutaan Inggris mengatakan, proses digitalisasi yang dilakukan pemerintah Inggris terhadap naskah Keraton Yogayakarta merupakan proyek besar. "Ini sebuah proyek besar berupa mendigitalkan 75 naskah kuno telah selesai. Naskah ini memiliki 30.000 foto digital. Ini adalah puncak dari kerja keras selama bertahun-tahun," katanya.

Dari 75 naskah kuno yang diserahkan dalam bentuk digital itu, antara lain Babad Ngayogyakarta: Hamengku Buwono l dumugi Hamengku Buwono III (1817), Babad Giyanti dumugi Geger Inggrisan Jumenengan HB l (1847), Babad Ngayogyokarta: Hamengku Buwono V, VI, VIl, VIll sampai serat bercerita pewayangan, seperti Serat Bratayudha dan Serat Ariunasasrabahu.

Sri Sultan HB X mengungkapkan, Keraton Yogyakarta terus berupaya melakukan digitalisasi naskah-naskah kuno sebagai upaya merajut kembali Budaya Jawa yang bersumber dari Keraton Yogyakarta. Kerja sama digitalisasi naskah kuno juga diperluas dengan melibatkan perguruan tinggi.

Raja yang sudah bertahta 30 tahun ini mengapresiasi peran sejarawan baik luar negeri dan domestik yang sudah berusaha menggali sejarah tentang Keraton Yogyakarta melalui naskah kuno. Naskah kuno yang didigitalisasi itu akan membawa generasi masa kini bisa mengenali jati diri leluhur, betapa luhurnya budaya Jawa.

Ketua Panitia Pameran Naskah Jawa, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara mengatakan, Pameran Naskah Jawa ini bertajuk Merangkai Jejak Peradaban Nagari Yogyakarta Hadiningrat. "Pameran naskah ini sangat penting, mengedukasi masyarakat tentang sejarah Keraton Yogyakarta," kata dia.

Penghageng Nitya Budaya Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, pameran tidak hanya menampilkan 75 naskah kuno yang dikembalikan British Library saja. Koleksi naskah-naskah seni pertunjukan pada masa Sultan HB VIl ikut dipamerkan.

Naskah koleksi pertunjukan itu antara lain Serat Kandha Ringgit Tiyang: Lampahan Semar Bayong, Serat Kandha Bedhaya utawi Srimpi, serta Serat Pakem Wirama, turut dipamerkan. "Sebanyak 24 koleksi manuskrip asli Keraton juga dipamerkan," ujar putri bungsu Sri Sultan HB X dan GKR Hemas ini.

Baca juga: 207 Tahun Disimpan Inggris, Naskah Kuno Keraton Yogyakarta Dipamerkan

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.