TAGAR.id, Jakarta - Kenapa malu, apa yang disembunyikan Putri Candrawati istri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. Perasaan malu disampaikan Putri kepada psikiater dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK.
Putri Candrawati beberapa waktu lalu mengajukan permohonan perlindungan kepada LPSK atas dasar laporannya ke polisi bahwa ia mengalami pelecehan seksual dari Brigadir J.
Berdasarkan ajuan Putri Candrawati itu, LPSK melakukan asesmen, meminta keterangannya sebagai syarat untuk LPSK memberikan perlindungan untuknya, juga untuk melepasnya dari trauma.
Tapi dua kali pertemuan, Putri Candrawati hanya bilang malu dan tak mau berkata apa-apa. Sikap Putri ini dinilai tidak kooperatif oleh LPSK dan kemungkinan LPSK akan membatalkan perlindungan.
Belum diketahui kenapa Putri hanya bisa bilang malu. Apa yang disembunyikannya. Apakah ia malu menceritakan pelecehan seksual yang ia alami.
Atau apakah pelecehan seksual itu hanya skenario sebagaimana Ferdy Sambo suaminya mengarang cerita fiktif baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Yang faktanya Ferdy Sambo memerintah Bharada E menembak Brigadir J.
Atau sesungguhnya Putri Candrawati dan Brigadir J mempunyai sejarah khusus yang hanya ia yang tahu. Bukan pelecehan. Tapi saling tertarik satu sama lain.
Sepanjang Putri Candrawati diam, sepanjang itu pula asumsi-asumsi liar berkembang.
LPSK merasa, ya memang kurang kooperatif ibu ini.
Kemarahan macam apa hingga menyulut Ferdy Sambo memaksa Bharada E untuk memilih menembak Brigadir J atau Bharada E yang dieksekusi. Motif Ferdy Sambo ini menjadi pertanyaan besar yang sedang didalami Tim Khusus bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
"Malu, Mbak, malu," kata Putri Candrawati istri Ferdy Sambo kepada Mbak Psikiater dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK. Sikap Putri dinilai tidak kooperatif.
Kata, "Malu, Mbak, malu," ini disampaikan Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi kepada wartawan, Rabu, 10 Agustus 2022.
"Memang yang terucap hanya itu, 'Malu, Mbak, malu'. Malunya kenapa kami enggak tahu," kata Edwin.
"Belum ada apa pun yang kami peroleh, sempat yang disampaikan bahwa Ibu P malu untuk mengungkapkan," lanjut Edwin.
"Lebih banyak diam, masih beberapa kali menangis. Sedikit informasi yang kami peroleh baik wawancara maupun instruksi tertulis, seharusnya permohonan melakukan, itu juga tidak dikerjakan," kata Edwin pula.
Perlindungan Dibatalkan LPKS Kalau Putri Candrawati Tidak Kooperatif
Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo mengatakan Putri Candrawati kurang kooperatif dalam memberikan keterangan kepada LPSK.
"LPSK merasa, ya memang kurang kooperatif ibu ini," kata Hasto, Rabu.
Penilaian itu, kata Hasto, karena Putri tidak memberikan keterangan apa pun kepada LPSK setelah dua kali bertemu langsung untuk melakukan asesmen dan investigasi terkait kasus kematian Brigadir J.
Atas hal itu, kata Hasto, besar kemungkinan LPSK akan membatalkan permohonan perlindungan yang telah diajukan Putri Candrawati beberapa waktu lalu.
Sewaktu-waktu Putri Candrawati bisa mengajukan kembali permohonan perlindungan ke LPSK.
"Kalau misalnya suatu saat Ibu P (Putri Candrawathi) ini merasa masih memerlukan perlindungan, ya bisa ajukan lagi," ujar Hasto.
Pada awal kasus kematian Brigadir J diungkap ke publik, Ferdy Sambo merekayasa seolah Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E.
Brigadir J dilaporkan melecehkan dan menodongkan senjata ke arah Putri Candrawati. Putri berteriak, Bharada E datang menolongnya.
Tapi kemudian terungkap itu hanya skenario. Tak pernah ada baku tembak. Yang ada Bharada E menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.
Tentang ada atau tidak pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawati sedang disidik. []
