Kemuliaan Meninggal pada Hari Jumat

Kematian seseorang tidak ada yang mengetahui kapan datangnya. Meninggalnya seorang muslim pada hari Jumat menjadi tanda husnul khatimah.
Pemakaman Al Ma\'la di Mekah. (Foto: Accor Hotels Makkah)

TAGAR.id, Jakarta - Kematian seseorang tidak ada yang mengetahui kapan datangnya dan di mana tempatnya. Karena memang maut adalah suatu hal yang dirahasiakan oleh Allah. 

Mati pasti akan datang menghampiri semua manusia. Keadaan seseorang di akhir hayatnya juga tidak ada yang tahu. Begitupun setelah wafat, ke mana nasib manusia kelak, surga atau neraka.

Meninggalnya seorang muslim di hari Jumat merupakan aalah satu tanda dalam keadaan husnul khatimah. 

Kemuliaan itu disebutkan sejumlah hadis Nabi yang diriwayatkan Imam al-Tirmidzi

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر

“Tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.” HR. al-Tirmidzi.

Hadis tersebut diriwayatkan al-Tirmidzi dari Rabi’ah bin Yusuf dari Ibnu Amr bin al-Ash. 

Menurut al-Tirmidzi, hadis ini tergolong gharib, artinya tidak bersambung sanadnya, tidak pernah diketahui Rabi’ah mendengar dari Ibnu Amr. 

Namun al-Thabrani menyatakan hadis tersebut muttashil (tersambung sanadnya), al-Thabrani meriwayatkannya dari Rabi’ah bin ‘Iyadl dari ‘Uqbah dari Ibnu Amr bin Ash, demikian pula diriwayatkan oleh Abu Ya’la, al-Hakim al-Tirmidzi dengan status muttashil, Abu Nu’aim juga meriwayatkannya dari Jabir dengan status Muttashil. 

Kendati demikian, al-Hafizh al-Mundziri menyebut hadis tersebut tergolong dla’if.

Perdebatan itu termaktub dalam Faidl al-Qadir karya Syekh Abdurrauf al-Manawi.

Selain itu, juga ada riwayat lain yang menyatakan serupa, yakni riwayat Humaid dari Iyas bin Bukair yang menyatakan “Barangsiapa mati di hari Jumat, ia dicatat mendapat pahala syahid dan aman dari siksa kubur.” 

Syekh Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri, menganggap hadis-hadis itu tidak sampai kepada derajat hadis sahih. Kalau pun ada riwayat sahih, maka yang mendapat keutamaan adalah orang yang meninggal pada hari Jumat, bukan orang yang meninggal sebelum Jumat, kemudian baru dimakamkan di hari Jumat. 

Al-Kasymiri mengungkapkan:

ما صح الحديث في فضل موت يوم الجمعة ، ولو صح بالفرض لكان الفضل من عدم السؤال لمن مات يوم الجمعة لا من مات قبل وأخر دفنه إلى يوم الجمعة

“Tidak mencapai derajat shahih, hadis mengenai keutamaan mati di hari Jumat, bila diandaikan keshahihannya, maka keutamaan tidak ditanya malaikat diarahkan kepada orang mati di hari Jumat, bukan orang yang meninggal di hari sebelumnya dan diakhirkan pemakamannya sampai hari Jumat.” Muhammad Anwar Syah Ibnu Mu’azzham Syah al-Kasymiri, al-‘Arf al-Syadzi, juz 2, hal. 452.

Meski tergolong hadits dla’if, namun tetap bisa dipakai, karena persoalan ini berkaitan dengan keutamaan amaliah (fadlail al-a’mal). 

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:

وقد تقرر أن الحديث الضعيف والمرسل والمنقطع والمعضل والموقوف يعمل بها في فضائل الأعمال إجماعا

“Dan merupakan ketetapan bahwa hadits dla’if, mursal, munqathi’, mu’dlal dan mauquf dapat dipakai untuk keutamaan amal menurut kesepakatan ulama’.” Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, Beirut, Dar al-Fikr, 1983 M, juz 2, hal. 53.

Berkaitan dengan penjelasan hadits keutamaan wafat di hari atau malam Jumat, Syekh Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfauri mengatakan:

قوله ( ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة ) الظاهر أن أو للتنويع لا للشك ( إلا وقاه الله ) أي حفظه ( فتنة القبر ) أي عذابه وسؤاله وهو يحتمل الاطلاق والتقييد والأول هو الأولى بالنسبة إلى فضل المولى وهذا يدل على أن شرف الزمان له تأثير عظيم كما أن فضل المكان له أثر جسيم

“Sabda Nabi, tidaklah seorang Muslim yang mati di hari atau malam Jumat, pendapat yang jelas bahwa kata lafazh “au” berfaidah membagi-bagi, bukan berfaidah keraguan. Sabda Nabi, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur, maksudnya ketika saat menyiksa dan menanyakan di alam kubur, ini kemungkinan dimutlakan dan dibatasi (dengan waktu tertentu), dan kemungkinan pertama lebih utama bila dikaitkan dengan anugerah Allah. Hadis ini menunjukan bahwa kemuliaan waktu memiliki pengaruh yang besar sebagaimana keutamaan tempat juga memiliki dampak yang besar.” Syekh Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfauri, Tuhfah al-Ahwadzi, juz 4, hal. 159.

Syekh Abdur Rauf al-Manawi memberi pandangan mengapa wafat di hari atau malam Jumat mendapat keutamaan dijaga dari fitnah kubur dalam keterangannya dalam kitab Faidl al-Qadir sebagai berikut:

ـ (ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر) لأن من مات يومها أو ليلتها فقد انكشف له الغطاء لأن يومها لا تسجر فيه جهنم وتغلق أبوابها ولا يعمل سلطان النار ما يعمل في سائر الأيام فإذا قبض فيه عبد كان دليلا لسعادته وحسن مآبه لأن يوم الجمعة هو اليوم الذي تقوم فيه الساعة فيميز الله بين أحبابه وأعدائه ويومهم الذي يدعوهم إلى زيارته في دار عدن وما قبض مؤمن في هذا اليوم الذي أفيض فيه من عظائم الرحمة ما لا يحصى إلا لكتبه له السعادة والسيادة فلذلك يقيه فتنة القبر

“Sabda Nabi, tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur, sebab orang yang wafat di hari atau malam Jumat dibukakan paginya tutup (kurungan), sebab pada hari Jumat api neraka Jahannam tidak dinyalakan, pintu-pintunya ditutup, keleluasaan api neraka tidak berjalan sebagaimana hari-hari yang lain. Maka, bila di hari Jumat seorang hamba dicabut ruhnya, hal tersebut menunjukan kebahagiannya dan baiknya tempat kembali baginya, sebab hari Jumat adalah hari terjadinya kiamat

Allah memisahkan di antara para kekasih dan musuh-musuhNya, demikian pula memisahkan hari-hari mereka yang dapat mengundang mereka untuk berziarah kepadaNya di hari tersebut di surga ‘And. Tidaklah seorang mukmin dicabut nyawanya di hari Jumat yang penuh dengan kebesaran rahmatNya yang tidak terhingga, kecuali Allah mencatatkan untuknya keberuntungan dan kemuliaan, maka dari itu, Allah menjaganya dari fitnah kubur.” Syekh Abdur Rauf al-Manawi, Faidl al-Qadir, juz 5, hal. 637.

Secara umum, orang yang meninggal di hari Jumat merupakan tanda-tanda akan kebaikan dan kemuliaannya. Namun, bukan berarti orang yang meninggal di lain hari Jumat merupakan tanda buruk. 

Nyatanya, banyak para kekasih Allah dan hamba pilihan-Nya wafat di selain hari Jumat. []

Berita terkait
Benarkah Ada Anjuran 'Sunah Rasul' di Malam Jumat
Allah telah memberikan kemuliaan bagi hari Jumat untuk umat muslim. Namun benarkah di hari Jumat dianjurkan untuk berhubungan intim suami-istri?
Tata Cara dan Niat Puasa Nabi Daud
Nabi Daud Alaihi Salam dikenal sebagai seorang Rasul Allah yang sering berpuasa, yakni sehari berpuasa dan sehari berbuka.
Amalan pada Hari Jumat
Hari Jumat dikenal sebagai hari raya kaum mukmin. Kemuliaan terhampar luas untuk hamba-hamba-Nya di hari Jumat.